Minggu, 30 November 2014

Hubungilah Abahku...!!!


Siang itu, aku berjalan di sebuah halaman Masjid kampus. Tiba-tiba aku melihat sosok wanita yag terbungkus jilbab syar'i berwarna hitam. Aku perhatikan gerak-geriknya, dan dia pun segera duduk di sebuah gazebo. Saat ada ikhwan yang mendekat padanya, maka akhwat itu pun segera pindah ke gazebo lain.
"Subhanalloh" kata hatiku. Aku pun berinisiatif untuk mengenalnya, tapi bagaimana caranya? Sedangkan setiap ada lelaki yang mendekat aja, dia langsung menghindar.
Aku pun berkata dalam hatiku, "Bukan Abi Khalid kalau kalah sebelum berperang."
Maka, aku pun maju tak gentar untuk mendekat padanya. Aku menghampirinya, setelah jarak semakin dekat, aku mencoba berakting seperti orang bingung yang mencari sesuatu. Aku terus menoleh ke kanan dan kiri, ke atas atau pun ke bawah.
Dan akhirnya, akhwat itu pun penasaran dan bertanya, "Maaf akhi, akhi lagi mencari apa?"
Dengan jelas, tegas, dan lugas segera kujawab, "Afwan ya ukhty, aku lagi mencari akhwat yang seperti kamu."
Dia langsung tertunduk. Kedua tangannya tetap mendekap sebuah kitab yang sepertinya kitab Hadist karya Muhammad Fuad Abdul Baqi yang berjudul Al Lu'lu wal Marjan. Kuperhatikan ia, ia tetap pada posisi semula, berdiri mematung tak berkutik serta tak mengeluarkan sepatah kata. Di sini, aku merasa bersalah. Tanpa menatapnya, aku gerakkan kaki melangkah pergi. Tapi, tiba-tiba terdengar suara yang sungguh merdu sekali.
"Assalamu'alaikum ya akhi."
Secepat kilat aku menoleh membalikkan badan dan segera kujawab, "Wa'alaikumsalam warahmah ya ukhty."
Tetap dalam keadaan menunduk ia berbicara, "Maaf ya akhi, tampaknya akhi tak kehilangan di tempat sini. Tapi di tempat lain."
"Di mana ya ukhty?" tanyaku.
"Di dalam hatimu." jawabnya singkat.
Aku sedikit terheran dengan jawabannya. Aku bertanya, "Memangnya apa yang hilang dalam hatiku?"
"Separuh nafas." jawabnya.
"Loh...!!! Itukan judul lagunya Dewa." kataku.
Dia tertawa, mulai menampakakkan wajahnya yang merona. Lambat laun tertawa itu berubah menjadi senyuman, menampakkan rupanya yang menawan. Lantas ia berkata, "Ya akhi, maksud saya adalah mungkin akhi udah lama jomblo tahunan karena tampak dari gelagat akhi yang kebingungan. Dar tadi aku memikirkan kalau akhi tak pernah kehilangan sesuatu karena akhi belum memilikinya. Bagaiman akhi akan kehilangan sedangakan akhi sendiri belum memilikinya. Jadi aku rasa tindakan akhi tadi adalah sebuah trick untuk menggodaku saja."
"Iya. Tapi tadi aku tersadar bahwa tindakanku itu salah, saya mohon maaf atas perbuatanku tadi." kataku.
"Iya, sama-sama ya akhi." jawabnya.
Sebelum ia melangkahkan kaki untuk pergi, maka kuberanikan diri untuk meminta sesuatu padanya, "Maaf, boleh aku meminta nomor telepon yang bisa saya hubungi?"
"Untuk apa ya akhi?" tanyanya.
"Tadi saya sudah melakukan suatu kesalahan, saya ingin mengawali perkenalan dengan cara yang benar. Nggak ngegombal kayak tadi." jawabku.
Ia lantas menulis nomor di sebuah sobekkan kertas, ia memberikan kertas itu padaku sembari berkata, "Maaf ya akhi, kalau mau telepon nanti ba'da Isya' saja, jangan di waktu-waktu lain. Kalau begitu saya mohon undur diri dulu ya akhi. Assalamu'alaikum."
"Insya Allah ya ukhty, wa'alaikumsalam warahmah."
Setelah melihat nomor telepon itu, tiba-tiba muncul pertanyaaan dalam benakku. Langsung saja kubertanya padanya sebelum ia hilang dari pandanganku, "Maah ya ukhty, kenapa aku hanya diperbolehkan menghubungimu ba'da Isya' saja?"
Langkah kakinya terhenti dan ia menjawab, "Karena Abah sudah ada di rumah. Dan itu adalah nomor telepon Abahku ya akhi."
"Kenapa tidak nomor teleponmu saja ya ukhty?" tanyaku.
Sembari melangkahkan kaki untuk pergi ia menjawab, "Kan tadi akhi sendiri yang bilang kalau ingin mengenalku dengan cara yang benar."
Aku langsung tertunduk sembari memandang potongan kertas itu. "Ya, dia wanita yang sangat memahami etika pergaulan. Wahai Abi Khalid, mampukah kamu mendapatkan wanita shalehah seperti dia?" bisikkan dalam hatiku.

Sabtu, 29 November 2014

Mencari jodoh itu tak semudah kayak adegan di FTV atau Film India... -_-



Mata berkata, "Perawan menjadi langka dan janda semakin bertambah jumlahnya."

"Wahai Mata, tetaplah fokus. Cari satu saja." jawab Hati.

Mata berkata, "Sulit bagiku membedakan mana yang benar-benar menawan."

"Karena kamu hanya menampakkan yang dhahir saja. Jangan liat rupanya, tapi liat akhlaknya." jawab Hati.

Kaki dan Tangan lantas berkata, "Berhentilah mengawasi dan berdebat, pandulah kami menuju satu wanita saja serta jangan menoleh kanan dan kiri."

Mata bertanya, "Apakah kamu yakin dengan keputusan kalian?"

Hati, Kaki dan Tangan menjawab, "Itu urusan Ilahi Robby."

Mata berkata, "Tapi kita sudah di ujung telaga. Dan kita belum jumpai seorang wanita."

"Sabarlah, bantulah aku untuk lebih fokus mencintai-Nya." jawab Hati.

Kaki dan Tangan kembali berkata, "Kamu benar, lebih baik kita mengoreksi diri kita dan beramal shaleh sebaik-baiknya."

Akhrinya, Telinga menambahkan, "Aku pernah mendengar suatu ayat yang berbunyi: 'Wahuurun 'iinun. Kaamtsaalillu'lu'il maknuun. Jazza-an bimaa kaanuu ya'maluun.'"

"Apa artinya wahai Telinga?" tanya Mata.

Telinga menjawab, "Dan ada bidadari bermata jeli. Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan apa yang telah mereka kerjakan."

Mereka termenung sejenak memikirkan langkah selanjutnya. Akhirnya mereka menyepakati suatu hal.

Hati berkata, "Mari kita bantu Raga dan Jiwa untuk tetap mencintai-Nya agar kita semua tetap berada dalam naungan cinta-Nya. Dan kalau kita sudah berhasil merebut cinta-Nya, pasti kita akan diberi petunjuk untuk mengambil dan memiliki apa-apa yang kita cintai."

Lantas Hati bertanya, "Bagaimana denganmu wahai Mulut?"

"Aku akan senantiasa berdzikir dan mengucapkan kalimat-kalimat yang baik serta mengindari ghibah."

"Bagaimana denganmu wahai Telinga?" tanya Hati.

"Aku kan berusaha untuk menutup telinga dari apa-apa yang menimbulkan fitnah."

"Kaki... Tangan, bagaimana dengan kalian." tanya Hati.

"Tenanglah. Kami berdua akan senantiasa mengerjakan yang ma'ruf dan menjauhi yang munkar." jawab mereka berdua.

"Hmmm... Sekarang giliranmu wahai Mata." kata Hati.

"Ditampakkan indah di setiap aku melihat, tuntunlah aku agar tak terjerumus maksiat. Tegurlah wahai saudara-saudaraku." jawab Mata.

"Baiklah. Mari kita bersama-sama menjemput cinta-Nya agar kita bisa menjemput yang kita cintai." jawab Hati.
===============================

Untuk membersihkan diri dari dosa dan untuk tetap berada pada jalur yang benar maka kita perlu men-sinkron-kan (menyatukan) indera-indera kita agar tetap pada yang ma'ruf (baik) dan jauh dari yang munkar (buruk).

Bukan Cerita Sesungguhnya


"Tolong sedikit buka mata hatimu dan lihatlah di sini,,, bukan di situ tapi ada di sini..."
"Kenapa Mas?"
"Ini adalah bekas luka karena kepergianmu."
"Tapi harus bagaimana lagi Mas? Aku harus menikah dengannya."
"Baiklah, jika memang itu yang terjadi. Simpanlah baik-baik kenangan tentang kita."
"Aku gak akan lupa Mas. Sesuatu yang baik darimu pasti akan aku tetap pegang."
===================
‪#‎lima_tahun_kemudian‬
===================
"Loh, kok sendiri? Kemana suamimu?
"Aku sudah cerai Mas, dan kedaatanganku ke sini hanya untuk berpamitan kepadamu."
"Emang mau kemana?"
"Aku sudah mempunyai dua anak, dan aku harus menghidupinya. Sedangkan ayahnya tak tahu lagi ada di mana. Aku mau ke Hong Kong Mas. Insya Allah bulan depan berangkatnya."
Keadaan tiba-tiba hening beberapa waktu...
Terdengar isak tangis dari seorang wanita berkerudung ungu
Aku hanya terdiam sedikit mengingatnya di masa lalu
Dia yang kucinta dan kuharapkan sebagai ibu dari anak-anakku
Tapi ternyata di dahului seorang pria yang masih kawanku
"Mas... Bolehkah aku minta tolong kepadamu?"
"Apa?"
"Kalau Mas sedang tak sibuk, tolong sesekali jenguk anakku ya Mas. Mereka aku titipkan di rumah nenek."
"Tidakkah kamu lebih baik mencari pekerjaan di sekitar sini saja dan kamu bisa mengawasi kedua anakmu, anak seumur mereka tentu masih membutuhkan kasih sayang dari ibunya. Atau, menikahlah kembali."
"Pekerjaan apa Mas? Aku hanya lulusan SMA. Dan kalau menikah, aku rasa udah nggak mungkin lagi ada yang mau denganku ini."
"Baiklah, aku akan kunjungi kedua anakmu jika aku ada waktu. Dan pergilah, pergilah untuk yang kesekian kalinya."
"Mas.... Masihkah kau mencintaiku?"
Hanya menghela nafas panjang
Masa lalu yang enggan kukenang
Kini datang dan tak sudi menghilang
Akankah masa indah akan terulang
Atau kembali merasakan sakit yang terkekang

Rindunya Bilal, Termasuk Rinduku

Assalamu'alaikum...
Bilal bin Rabah terlahir di Mekkah dan berada dalam asuhan Umaiyah bin Khalaf. Dan beliau pun termasuk dalam kelompok pertama yang memeluk Islam saat pemeluk Islam masih berjumlah 8 orang. Bilal adalah Muadzin Rasulillah SAW sepanjang hidup beliau.
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Asyhadu anla ilaha ilallah...
Asyhadu anla ilaha ilallah...
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah...
Asyhadu annnna....
Suara yang bening, syahdu, dan jelas itu tak terdengar lagi. Tangan Bilal bergetar kencang, tubuhnya menggigil, wajahnya sembab, pipi serta tubuh bagian depan penuh dengan air matanya. Tapi Bilal tetap berdiri dan hendak mengulang kalimat adzannya yang sempat terputus, kalimat kesaksian bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.
Asy...hadu...an...na....
Tapi, untuk kali ini ia tak sanggup meneruskannya. Tubuhnya mulai goyah, serta merta para sahabat yang berada di sebelahnya langsung mendekap tubuhnya, dan sebagian melanjutkan adzan yang terpotong. Tak hanya Bilal yang menangis dan menggigil, tapi seluruh jama'ah Masjid Nabawi pun menangis dan bahkan mereka yang berada di luar pun tersimpuh. Mereka semua merasakan kesedihan yang mendalam ditinggal kekasih Allah, Muhammad SAW.
Abu Bakar telah mengerti betapa sedihnya ditinggal oleh Muhammad SAW untuk selamanya dan rupa-rupanya Bilal terkenang akan masa-masa saat bersama Rasulillah SAW, teringat di kala Rasul memuliakannya saat ia selalu dihina, teringat saat Rasul menjodohkannya dan meyakinkan keluarga mempelai wanita bahwa "Bilal adalah pasangan dari surga."
Abu Bakar segera menyetujui permintaan Bilal untuk tidak mengumandangkan Adzan. Setelah itu, Bilal pun menetap di Darya (sekitar Damaskus) guna berdakwah di daerah tersebut.
Suatu saat, Khalifah Umar bin Khattab datang ke Damaskus dan meminta Bilal untuk Adzan kembali. Bilal tak kuasa menolak permintaan sang Khalifah serta sahabatnya, dan akhirnya Bilal pun mengumandangkan Adzan setelah sekian lama pensiun. Dan dapat dipastikan, semua sahabat kala itu menangis terenyuh duduk tersimpuh dan air mata pun tak kuasa untuk dibasuh. Mereka semua teringat masa-masa bersama Rasulillah, masa berdakwah, masa fisabilillah serta masa berjama'ah.
Mereka semua rindu terhadap Rasul Allah... Begitupun dengan kita. . .
"Allahumma Sholli Ala Muhammad"
Semoga bermanfaat.
Lumajang, 23.08.2013

Catatan Hati Penghuni Dunia Maya


"Sakit tau Mas di gituin."
"Emang kamu diapain aja?" jawabku.
"Dia telah berjanji untuk meminangku, tapi yang aku dapat hanya janji palsu Mas."
"Ini pasti berawal dari dunia maya ya?" tanyaku.
"Iya Mas. Kata-katanya manis Mas, status atau postingannya pun memperlihatkan kalau dia itu lelaki baik-baik."
"Kalau dalam dunia nyata, kita akan lebih teliti dalam mimilih dan memilah. Kamu sebagai wanita pun lebih leluasa dalam mempertahankan izzah dan iffahmu sebagai muslimah. Tapi kalau dalam dunia maya, banyak akun-akun yang bertopeng." tegasku.
"Maksudnya gimana Mas?"
"Iya, banyak ikhwan berwajah kadal. Tapi anehnya si wanita juga terlalu mudah untuk dikadali."
"Termasuk aku ya Mas?"
"Hmmmm. Banyak yang menyatakan menjalin hubungan lewat jejaring sosial itu lebih syar'i ketimbang pacaran di dunia nyata, tapi bagiku semua itu sama saja. Karena dalam LDR itu terdapat zina mata, telinga, maupun zina pikiran atau yang biasa disebut halusinasi."
Inbox dilihatnya, tapi tak ia balas. Dan tiba-tiba ia menghubungiku melalui WhatsApp.
Ia bertanya, "Mas, apakah semua lelaki penghuni dunia maya itu berkedok kadal?"
"Tidak. Tidak semua, ada sebagian yang modus, sebagian bertujuan untuk menghibur diri, sebagian untuk promosi usaha, dan yang terbanyak adalah sebagai ajang belajar, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama."
"Tapi Mas... Dia itu religi banget."
"Sudah aku tegaskan, banyak juga kadal berwujud ikhwan. Dan aku yakin, kamu menaruh hati padanya itu pasti diawali karena kamu sering membaca postingan-postingannya, sering like atau berkomentar di postingannya, ditambah kamu selalu rajin bin istiqamah meng-upload foto pribadimu, jadi pastilah ada sebagian yang sengaja me-modusi-mu."
"Lantas, aku sekarang harus bagaimana Mas?"
"Cobalah tengok 17: 32 sejenak dan mari kita kaji secara mendalam."
"Apa itu Mas 17: 32?"
"17: 32 itu Qur'an surah Al-Israa ayat ke-32 yang berbunyi, 'Walaa taqrabuuzzinaa innahu kaana faahisyatan wasaa-a sabiilaa.'"
"Arti dan penjelasannya Mas?"
"Artinya, 'Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.'"
Lantas aku pergi sejenak untuk menengok sejumlah kitab tafsir yang aku punyai, karena tentu aku tak berani menafsirkan secara sembarangan. Penafsiran yang sembarangan itu bisa berakibat fatal kalau kita tak mempunyai ilmu yang menguasai di bidangnya. Dan setelah membolak-balik kitab tafsir, maka saya pun menjelaskan padanya.
"Dalam Tafsir Ath-Thabari dijelaskan, 'Dan zina merupakan sejelek-jelek jalan, karena ia adalah jalannya orang-orang yang suka bermaksiat kepada Allah dan melanggar perintah-Nya. Maka jadilah ia sejelek-jelek jalan yang menyeret pelakunya ke dalam neraka Jahannam.'"
"Astaghfirullah..."
"Iya, bergaulah dengan mereka yang menuntunmu pada Ilahi, bukan menjerumuskanmu pada nafsu birahi."
==============================
Note: Hanya sedikit berpesan, tidak semua lelaki atau perempuan yang berkecimpung di dunia maya itu modus. Ada banyak penghuni dunia maya yang tetap berhati mulya. Bahkan sebagian juga ada yang sampai menikah dan mempunyai keturunan. Mari kita mempergunakan fasilitas ini untuk meraih ilmu yang bermanfaat fii dunya wal alkhirah. Mari gunakan sebaik-baiknya untuk menyebarkan kebaikan dan semoga kita termasuk dalam kelompok hamba-hamba Allah yang disabdakan Rasulillah SAW, "Man yuridillahu bihi khairan yufaqihhu fid diin..."
Yang artinya, "Barangsiapa yg Allah kehendaki baik, maka akan Allah berikan padanya pemahaman agama..."
Bertemanlah dengan mereka yang senantiasa berbagi kebaikan. Orang-orang yang akan selalu berbagi ilmu dan berbagi do'a, ialah sahabat yang seharusnya kita pertahankan. Karena sebaik-baik teman adalah yang menunjukkan kepada kita suatu kebaikan, bukan yang menjerumuskan.
Kalau ada salah kata dalam tulisan, saya mohon maaf...

Prahara Negeri Samudra - 1

Jaman sekarang sudah mulai kita rasakan, bahwa kekayaan bertumpuk pada konglomerat tanpa ada manfaat bagi kaum melarat.
Keadilan hanya bagi kaum berkelas tanpa manfaat bagi kaum tertindas.
Sungguh tragis dan ironis, maling sandal ditindak dengan bengis sedangkan koruptor dibiarkan tumbuh secara sporadis.
Janji pasti kau bawa mati, sedangkan kami hanya menanti bukti.
Kami butuh kerja nyata, bukan tontonan perebutan tahta.
Kami butuh sesuatu yang layak, bukan iming-iming dengan berteriak.
Hukum-hukum Allah engkau tinggalkan, hak anak yatim pun tega kau makan.
Bagaimana nasib suatu negeri, jika hak-hak rakyat engkau kebiri.
Bagaimana nasib suatu bangsa, sedangkan milik rakyat saja tetap engkau mangsa.

Jaga Hati Dengan Menjaga Lisan Dalam Introspeksi Diri

Bismillahir rahmanir rahim... 

Segala puji bagi Allah,,, Dzat yang paling berhak untuk kita takuti dan tempat kita memohon ampunan... 
Allahuma sholli ala Muhammad... 

Tidaklah seseorang bisa menjadi orang yang bertakwa sampai dia menjadi orang yang sangat perhitungan terhadap dirinya sendiri melebihi ketelitian seorang terhadap orang lain.

Orang yang berakal shaleh adalah yang mengenali jati dirinya sendiri dan tidak hanyut dalam pujian yang tidak mengerti kekurangan pada dirinya.

Adapun dalam mengoreksi diri adalah dengan mengambil hikmah dari kesalahan-kesalahan yang menimpa dirinya atau orang lain, yaitu dengan mencari sebab yang mengantarkan mereka terjatuh pada lubang kesalahan.

Ibnu Mas'ud pernah berkata, "Sesungguhnya orang yang berbahagia itu adalah yang bisa memetik nasihat dari kejadian yang menimpa orang lain."

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kpd Allah, dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang sudah dia persiapkan untuk menyambut hari esok (hari kiamat). Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap segala amalan yang kalian kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

Sementara, kita semua tahu bahwa pada hari kiamat kelak banyaknya harta, tingginya tahta, kecantikan/ketampanan pun tak akan memberikan manfaat sama sekali kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat dari tipu daya, dari gelapnya syubhat, serta dari kotornya syahfat.

Pertanyaannya... Apakah kita masih memiliki hati?
Seperti apa yang dituturkan Ibnu Qayyim:
"Carilah hatimu pada 3 tempat, ketika mendengarkan Al-Qur'an, pada saat berada di majelis ilmu/dzikir, saat-saat bersendiri.

Apabila kita tak berhasil menemukannya pada tempat-tempat ini, maka sepantasnya kita memohon pada Allah untuk mengaruniakam hati yang suci pada kita, karna sesungguhnya kita mungkin sudah jauh dari hati yang suci dan bisa dikatakan "Hati Yang Mati."


>Bacalah Al-Qur'an meski hanya sebentar:
Dari Abdullah bin Umar, Nabi SAW bersabda: "Dikatakan pada orang yang senang membaca Al-Qur'an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca." (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi)

>Hindari dusta:
"Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan." (HR. Muslim & Abu Dawud)

>Jauhi sifat sombong diri (berhias diri) atau riya':
Dari Aisyah, ada seorang wanita yang mengatakan: "Wahai Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya." Rasululkah SAW bersabda: "Orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian dusta." (Muttafaq alaihi)

>Dzikrullah di setiap keadaan & setiap waktu:
Firman-Nya: "...(yaitu) orang-orang yang menginggat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring..." (QS. Ali-Imran: 191)

>Jauhi banyak tertawa & sedikit bicara (kecuali pada hal yang ma'ruf):
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik atau hendaknya dia diam." (Muttafaq alaihi)

>Jangan memotong pembicaraan orang lain atau meremehkan ucapannya, jadilah pendengar yang baik dan ketika harus membantahnya, maka jadikan bantahanmu dengan cara yang baik sebagai syi'ar kepribadianmu.

>Berhati-hatilah dalam niat bertutur kata atau hindari ghibah:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik." (QS. Al-Hujurat: 11)

>Berhentilah bicara saat dilantunkan ayat Al-Qur'an:
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat." (QS. Al-A'raf: 204)

>Bersihkan sifat ghibah, bahkan namimah:
"Apakah kami akan akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan?" Maka jawab Rasulullah SAW: "Engkau telah keliru wahai Mu'adz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka di atas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka." (HR. Tirmidzi; An-Nasa'i; Ibnu Majah)

Semoga ini bermanfaat, terutama bagiku yang nantinya pun bakal menghadapi segala macam kesaksian...

Berpegang erat Al-Qur'an
Nafsu terjaga atas lisan
Orang takwa tak kan bosan
Menghayati makna kehidupan

Diri hina lari bermuhasabah
Ingat gelar kelak sebagai almarhumah

Cukup mati adalah nasihat
Jangan berpaling dari ayat
Terpampang jelas hidupnya akhirat
Hanya mereka yang ta'at 


Lumajang, 23 Rajab 1434
Budiman Abdillah

Yakin Serta Bersungguh-sungguhlah Dalam Do'a

Bismillahir Rahmaanir Rahiim 

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang-Ku, maka (jawablah) bahwasannya Aku dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yg berdo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah: 186) 

Pada suatu hari,,, Ibrahim bin Adham berjalan di pasar Bashrah. Kemudian berkumpul banyak orang sambil bertanya kepadanya tentang firman Allah SWT yg artinya "berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan.", sedangkan kami tetap berdo'a kepada-Nya, tapi Allah tidak mengabulkan do'a kami. 
Maka Ibrahim bin Adham menjawab, "Sesungguhnya hatimu telah mati." 
Kemudian orang itu bertanya lagi, "Apa yg menyebabkan hati kami menjadi mati?" 

Lantas Ibrahin bin Adham menjelaskan pertanyaan orang tersebut: 
> kamu telah mengetahui bahwasannya Allah itu ada, tapi kenpa kamu tak pernah melaksanakan apa yg diperintah dan dilarang-Nya. 
> kamu telah membaca Al-Qur'an, tapi kenapa tidak kamu amalkan apa yg terkandung di dalamnya. 
> kamu telah mengetahui bahwa Iblis adalah musuhmu, tapi kenapa kamu masih mengikuti kemauannya. 
> kamu mengaku mencintai Rasulillah SAW, tapi kamu menjauh dan meninggalkan Sunnahnya. 
> kamu mengaku cinta dan ingin masuk Syurga, tapi kamu belum melakukan amalan untuk menuju kesana. 
> kamu takut masuk Neraka, tapi kamu belum berhenti dari perbuatan maksiat kepada Allah. 
> kamu mengetahui bahwa kematian pasti kamu alami, tapi km belum bersiap-siap tuk menghadapinya. 
> kamu senantiasa mencari kesalahan orang lain sementara kamu selalu menyembunyikan apa yg telah menjadi kesalahanmu. 
> kamu diberi nikmat yg banyak, tapi tanpa kamu syukuri. 
> kamu pernah mengantar jenazah ke kuburan, tapi kamu tak pernah mengambil hikmah dari peristiwa tersebut. 
______________________________ 

Bagaimana akan terkabul sebuah do'a kalau kita masih bermaksiat dan senantiasa berbuat dosa. 

"...Tidak ada Dzat (yg hak) untuk diibadahi selain Aku, oleh karena itu beribadahlah kepada-Ku." (Thaha: 14) 

Seorang muslim hanya akan memberikan kepada Allah SWT ibadah-ibadah yg telah disyariatkan-Nya kepada para hamba-Nya. Dan manusia tidak akan melaksnakan ibadah-ibadah tersebut sedikit pun untuk selain Alla Azza wa Jalla. 

Apabila meminta, ia hanya akan meminta kepada Allah. 
Apabila memohon, ia hanya akan memohon kepada Allah. 
Apabila bernadzar, ia hanya bernadzar pada Allah. 

Hanya bagi Allah sajalah segala amalan batin, seperti rasa takut, pengharapan, kecintaan, pengagungan, dan bertawakal. 
Hanya bagi Allah segala amalan lahir, seperti shalat, puasa, haji, maupun jihad. 

Berniat yg baik dalam setiap amalan dan hanya memohon pada-Nya adalah kunci dalam melakukan ibadah. 
"Sesungguhnya segala amalan itu (tergantung) dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya..." (HR. Bukhari) 

"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada rupa dan harta-harta kalian, akan tetapi Dia hanya melihat pada hati dan amalan-amalan kalian." (HR. Muslim) 

Berniat dengan sungguh-sungguh dalam setiap ibadah, selalu berdo'a, dan selalu berprasangka baik atas kehendak-Nya karena do'a adalah suatu realisasi dan merupakan media komunikasi antara seorang hamba dengan Penciptanya. Do'a bisa dikatakan jembatan dari segala kebutuhan hidup di dunia dan akhirat. 

Allah SWT berfirman: "Dan Tuhanmu telah berfirman: Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yg sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Al-Mu'min: 60) 

"Hanya milik Allah Asma'ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma'ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yg menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yg telah mereka kerjakan." (Al-A'raf: 180) 

Oleh karena itu, berdo'alah kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Pemberi dengan keyakinan untuk dikabulkan. Sudah seharusnya seseorang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kewajibannya, yakin bahwa Allah akan menerima ibadahnya dan mengampuni dosanya karena Allah telah menjanjikan akan hal itu, dan Allah SWT tak pernah menyalahi janji-Nya. 
Namun apabila kita mengira atau bahkan meragukan bahwa Allah tidak menerima usaha kita, itu berarti kita telah berputus asa dari rahmat-Nya. 
"Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampun untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi." (Al-Mu'min: 55) 

"Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah. Dan apabila kamu memohon pertolongan, minta tolonglah kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi) 

Diriwayatkan dari Anas ra. bahwa Rasulillah SAW bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian berdo'a, maka bersungguh-sungguhlah dalam meminta. Dan jangan mengatakan 'Yaa Allah, jika Engkau menghendaki berilah aku'. Karena tidak ada yg dapat membuat Allah merasa berat." (HR. Bukhari) 

Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan, 'Yaa Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki, Yaa Allah rahmatilah aku jika Engkau menghendaki'. Akan tetapi, bersungguh-sungguhlah dalam meminta karena tidak ada yg dapat membuat Allah merasa terpaksa." (HR. Bukhari) 

Dan menurut penjelasan Muhammad Fu'ad Abdul Baqi dalam Kitab Al Lu'Lu' wal Marjan dijelaskan bahwasannya Al-Qasthalani berkata: "Al-Mazhhari berpendapat, 'Barang siapa yg merasa bosan berdo'a, tidak akan diterima do'anya. Karena do'a itu adalah ibadah, baik dikabulkan maupun tidak. Maka tidak layak bagi seorang mukmin merasa bosan beribadah. Sedangkan ditundanya do'a, mungkin karena belum datang waktunya karena bagi setiap sesuatu itu memiliki waktu. Atau mungkin karena hal tersebut tidak ditakdirkan pada zaman azali bahwa do'anya akan dikabulkan di dunia, maka akan diberi gantinya di akhirat. Atau juga mungkin ditunda pengabulannya agar yg berdo'a terus-menerus meminta dengan mendesak. Karena Allah menyukai permintaan yg terus-menerus dengan mendesak ketika berdo'a yg disertai juga dengan ketaatan, kepasrahan, dan menunjukkan kebutuhannya. Barang siapa yg mengetuk pintu dengan sering, maka tentu akan segera dibuka. Dan barang siapa berdo'a dengan sering, maka tentu akan segera dikabulkan.'" 

Dari Abu Hurairah ra. bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Salah seorang di antara kalian akan dikabulkan do'anya selama ia tidak tergesa-gesa dengan mengucapkan, 'Aku telah berdo'a namun tidak dikabulkan.'" (HR. Bukhari) 

Adapun adab berdo'a: 
- diucapkan secara pelan dengan susunan kata yg jelas dan sesudah hati bersih (taubat) serta dalam keadaan suci. 
- menghadap ke arah kiblat. 
- tidak tergesa-gesa 
- mengangkat kedua belah tangan 
- lakukan do'a secara terus menerus, jangan hanya sekali saja. 
- dengan sungguh-sungguh sepenuh hati. 
- penuh harap untuk dikabulkan dan penuh keyakinan akan diterima serta takut akan ditolak. 
- dimulai dengan menyebut Nama-Nya (Asma'ul Husna), memuji-Nya, bershalawat atas Rasul-Nya, serta memuji Allah di akhir do'a. 
- mengetahui waktu yg baik dalam berdo'a. 

Sesudah berdzikir, manfaatkan untuk bersungguh-sungguh dalam do'a. Sebab Rasulillah SAW pernah ditanya, 'Manakah do'a yg lebih diperhatikan oleh Allah?' Maka beliau bersabda: "Pada tengah malam yg akhir dan sesudah shalat wajib." (HR. At-Tirmidzi dari Umamah) 

Waktu yg baik untuk berdo'a: 
- saat sepertiga malam. 
- saat tengah malam. 
- setelah shalat fardlu. 
- setelah shalat sunnah. 
- setelah dzikir. 
- setelah membaca Al-Qur'an. 
- antara adzan dan iqamah. 
- antara Ashar dan Maghrib. 
- antara Dhuhur dan Ashar. 
- di hadapan Ka'bah. 
- di bulan Ramadhan. 
- di hari 'Arafah. 
- di hari Jum'at. 
- di saat berpuasa. 
- di saat sahur. 
- dikala berdiri hendak shalat. 
- di saat sujud. 
- di saat hujan. 
- di saat mendengar kokok ayam jago di waktu subuh. 
- dikala thawaf di Masjidil Haram. 
- dikala melihat/di dalam Masjid Nabawi. 
- di saat tertimpa musibah. 
- di saat mendapat rizki. 
- dll. 

Beberapa contoh do'a: 
- Sayyidul Istighfar 
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yg membaca do'a ini pada sore hari, lalu pada malam harinya meninggal dunia, maka dia masuk surga. Demikian pula barang siapa yg membacanya pada pagi hari, lalu pada hari itu dia meninggal dunia, maka dia masuk surga." 
Do'a ini oleh Rasul SAW disebut 'Sayyidul istighfar' artinya penghulu istighfar. (HR. Bukhari dari Syaddad bin Aus): 
Allahumma anta Robbi la ilaha illa anta kholaqtani, wa ana 'abduka, wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu. A'udzu bika min syarri ma shona'tu, abu-u laka bini'matika 'alayya wa abu-u laka bi-dzanbi faghfirli, fainnahu la yaghfirudz dzunuba illa anta. 

- Do'a keselamatan yg sering dibaca Nabi SAW seusai shalat: 
Allahumma 'afina fi badani. Allahumma 'afini fi sam'i. Allahumma 'afini fi bashori la ilaha illa anta. Allahumma inni a'udzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qabri la ilaha illa anta. 

- Mohon ampun dan kasih sayang Allah seperti yg Rasul SAW ajarkan pada Abu Bakar: 
Allahumma inni zholamtu nafsi zhulman katsiro, wa la yaghfirudz dzunuba illa anta, faghfir li maghfirotam min 'indika, warhamni innaka antal ghofurur rohim. 

- Mohon lindung dari siksa neraka: 
Allahumma Robba Jibrila wa Mikaila wa Robba Isrofila, a'udzu bika min harrin nari wa min 'adzabil qobri. 

___________________________ 
Semoga kita tetap bisa istiqamah dalam bermunajat pada-Nya. 
Semoga segala kebaikan serta ampun tercurah pada orang tua kita, guru-guru kita, saudara-saudara kita serta ikhwanul muslimin sekalian. 
Mohon maaf apabila ada sedikit kekurangan... Dan semoga tulisan ini bisa bermanfaat terutama untuk diri pribadi saya sendiri. 

Robbana taqobbal minna innaka antas sami'ul 'alim.. 
Wa tub 'alayna innaka antat tawwabur rohim... 
Wa shollallahu 'ala nabiyyina Muhammadin wal hamdu lillahi robbil 'alamin... 
______________________________ 

Lumajang, 26 Rajab 1434
Abi Khalid Al Abdillah

Qana'ah saja... Dan ucapkan Alhamdulillah

Asalamu'allaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu 

Segala puji bagi Allah Yang memberi nikmat tak terkira... 

Bismillahirrahmanirrahim... 
Umar bin Khattab berkunjung ke rumah Rasulillah SAW. Ketika Umar telah memasuki rumah beliau, Umar tertegun melihat sekeliling rumah dan yang tampak hanyalah sebuah meja dan geribah (tempat air) yang biasa Rasul gunakan untuk berwudhu. Keharuan muncul dalam hati Umar, seorang yang bersifat tegasdan keras. Tanpa disadari, linangan air matanya menetes secara perlahan laksana butiran embun. Maka seketika pun, Rasul SAW menegurnya:
Rasul: "Gerangan apakah yang membuatmu menangis wahai Umar?"
Umar: "Bagaimana aku tidak menangis Yaa Rasulillah? Hanya seperti inilah keadaan yang kudapati di rumahmu Yaa Rasul. Tidak ada perkakas dan tak tampak kekayaan kecuali sebuah meja dan geribah. Padahal di tanganmu telah tergenggam kunci dunia timur dan barat serta kemakmuran telah melimpah."
Rasul: "Wahai Umar, aku adalah Rasul Allah. Aku bukan seorang kaisar dari Romawi dan bukan pula kisra dari Persia. Mereka hanya mengejar duniawi, sedangkan aku mengutamakan ukhrawi."
______________________________

Apa yang diisyaratkan Rasulillah SAW tampak jelas, bahwa tidak selamanya hidup bergelimang harta adalah berkualitas. Seringkali kehidupan hedonisme ala modernisasi malah menghambat pada usaha amal kita apabila kita tak bisa mengontrolnya. Dan ini bisa membuat hati kering, sunyi bahkan hati yang mati. Kesederhanaan adalah kemuliaan. Segala nikmat adalah pemberian yang patut kita syukuri... Apapun yang kita minta maupun tanpa kita minta.
______________________________

Banyaknya nikmat yang berkualitas
Tanpa syukur hanyalah kuantitas
Janganlah melampaui batas
Atau berpaling dari ayat di atas kertas
Perintah-Nya sudah jelas
Akurat, tepercaya, lugas, dan tegas
Masihkah kita berpaling dari rasa ikhlas?

Terkadang kita tersipu
Oleh dunia yang telah menipu
Hingga amalan kita hilang tersapu

Mata melihat, tanpa kita minta
Hidung berhirup, tanpa kita sangka
Telinga mendengar, tanpa kita duga
Mulut bicara, tanpa kita rasa
Apakah masih berpaling dari nikmat-Nya?

Secercak matahari dapat dilihat
Udara pagi hari tiadalah pekat
Kondisi terbangun dalam sehat
Apakah masih berpaling dari nikmat?

Jutaan nikmat telah diberi
Dari Yang Mengawali dan Yang Mengakhiri
Kepada setiap insan sanubari
Yang tak mungkin kita pungkiri
Apakah tak kau syukuri?

Segala pemberian itu anugerah
Banyak usaha, banyak tengadah
Pelan, dipastikan istiqamah
Harapkan indah pada Al Jannah

An Anfal 67 sudah jelas
Ali Imran 185 tampak lugas
Apakah kita masih melampaui batas?
Dari tipu dunia yg semakin panas

Diberikan suatu berkah
Tiada cukup, musnahlah sudah
Semoga kian qana'ah
Dan berucap Alhamdulillah
______________________________

Rabbana dhzalamnaa anfusana wailam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanaa kunannaa minal khosirrin...
______________________________

Lumajang, 30 Rajab 1434
Budiman Abdillah 

Karena Ku Telah Mencintaimu

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu 
Bismillahirrahmanirrahim 

"Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yg mati syahid dan orang-orang shaleh. Mereka itulah teman yg sebaik-baiknya." (An-Nisa: 69) 

Taat pada sesuatu bisa jadi dikarenakan takut dan dilakukan dengan keterpaksaan. Ketaatan semacam itu biasanya karena adanya pemaksaan dan tekanan dari pengambil kebijakan atau dari yg lebih kuat kepada yg lebih lemah.

Namun, ada pula ketaatan yg muncul atas dasar cinta dan kerinduan yg teramat dalam. Rasa cinta yg begitu mendalam menimbulkan ketaatan yg sangat dahsyat. Sebuah ketaatan totalitas dengan kesiapan melakukan apa saja demi yg di cinta, itulah loyalitas yg muncul dari cinta yg luar biasa.

Suatu hari, Abdullah bin Zaid menemui Rasulillah SAW dalam keadaan bersedih. Dan segeralah Rasulullah bertanya pada Abdullah bin Zaid mengenai keadaannya itu.

Rasulullah: "Wahai Abdullah, apa gerangan yg membuatmu tampak bersedih?"
Abdullah: "Wahai Nabi Allah, ada sesuatu hal yg membuatku menjadi gelisah."
Rasulullah: "Apa gerangan yg membuatmu gelisah?"
Abdullah: "Kami datang di waktu pagi dan petang untuk menatap wajahmu dan duduk bersamamu. Dalam kesempatan ini kami bisa melepaskan rindu dan cinta kami kepadamu ya Rasulullah. Namun bagaimana di esok hari? Ketika engkau diangkat bersama Nabi-Nabi? Maka kami tidak akan dapat mencapai apa yg dicapai olehmu wahai Rasulullah."

Penggalan dialog ini menggambarkan begitu besarnya cinta dari para sahabat kepada Rasulillah SAW. Sebuah rindu yg mendalam yg ingin terus dilalui bersama sang kekasih, tak ingin terpisahkan hanya karena ajal atau kematian yg datang menjemput. Namun masih adanya kesadaran bahwa tak mungkin dapat menggapai dan menyertai kekasihnya untuk selamanya.
Allahumma Sholli Ala Muhammad.

Lumajang, 28 Syawal 1434
Abi Khalid Al Abdillah

Bidadari Untuk Umar

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu 
Bismillahirrahmanirrahim 

Rasulillah SAW seringkali menceritakan kepada para sahabatnya mengenai perjalanan Mi'raj yang beliau alami dan Rasul SAW sering pula menceritakan bagaimana keadaan surga kepada para sahabatnya. Ketika malaikat Jibril memperlihatkan taman-taman di surga kepada Rasulullah, saat itulah beliau melihat sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Tapi, ada satu bidadari yang berbeda dengan yang lain, dan bidadari itu pun diam menyendiri serta tampak sangat malu.

Lalu, Rasulullah bertanya pada Jibril: "Wahai Jibril, bidadari siapakah itu?"
Malaikat Jibril menjelaskan: "Bidadari itu diperuntukkan bagi sahabatmu, Umar bin Khattab. Pernah di suatu hari, Umar membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan tentang keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dengan yang lainnya. Bidadari yang diinginkan Umar itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang pemalu. Karena sahabatmu selalu memenuhi kehendak Allah SWT, maka pada saat itu juga Allah menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai apa yang dikehendaki hatinya."

Ada kurang lebih 6 perkara yang diusulkan atau dipikirkan Umar hingga turun wahyu yang membenarkan pendapatnya:
1. Mengenai haramnya khamr (minuman keras).
2. Tidak menerima tebusan dari tawanan perang Badr dan harus membunuhnya.
3. Penggunaan hijab, yang pada waktu itu Umar mengusulkan pada Rasulillah SAW agar istri-istri Rasulullah agar menutupi tubuhnya dengan hijab.
4. Orang-orang munafik (kafir) yang meninggal untuk tidak dishalati.
5. Anjuran untuk melakukan shalat di maqom (tempat) Nabi Ibrahim.
6. Ketika sebagian istri Rasulullah sedang cemburu.

Itulah sepenggal kisah dari sifat ketegasan dan keimanan yang kuat yang tertancap pada sosok sahabat Umar bin Khattab. Semoga ada setitik hikmah yang dapat kita ambil dan simpan serta dapat sebagai pemicu semangat agar kita senantiasa mengamalkan tuntunan agar tidak sekedar menjadi tontonan saja.

Lumajang, 28 Syawal 1434
Abi Khalid Al Abdillah

Hubaib

Mati bagiku bukan masalah, selama mati dalam keadaan Islam 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata,“Rasulullah SAW mengutus 10 mata-mata yang dipimpin Ashim bin TsabitAl-Anshari. Ketika mereka sampai di daerah Huddah, antara Asafan dan Makkah,mereka berhenti di sebuah kampong suku Hudhail yang biasa disebut sebagai Bani Luhayan. 
Kemudian Bani Luhayan mengirim sekitar 100 orang ahli panah untuk mengejar para mata-mata Rasulullah SAW. Mereka berhasil menemukan sisa makanan berupa biji kurma yang mereka makan di tempat istirahatitu. Mereka berkata, ‘Ini adalah biji kurma Madinah, kita harus mengikuti jejak mereka.’

Ashim merasa rombongannya diikuti oleh Bani Luhayan, kemudian mereka berlindung di sebuah kebun. Bani Luhayan berkata,‘Turun dan menyerahlah, kami akan membuat perjanjian dan tidak akan membunuh salah seorang di antara kalian.’

Ashim bin Tsabit menjawab. ‘Aku tidak akan menyerahkan diri pada orang kafir.’
Lalu ia memanjatkan do’a, ‘Ya Allah,beritakan kondisi kami ini kepada Nabi-Mu SAW.’

Rombongan Bani Luhayan melempari utusan Rasulullah dengan tombak, sehingga Ashim pun terbunuh. Sedangkan utusan Rasulullah SAW tinggal tiga orang, dan mereka setuju untuk membuat perjanjian.
Ke-tiga orang itu adalah Hubaib, Zaid bin Dasnah, dan seorang laki-laki yang ditombak pula setelah mengikatnya. Laki-laki yang ke-tiga itu berkata, ‘Ini adalah penghianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan berkompromi terhadapmu karena aku telah memiliki teladan (sahabat-sahabatku yang terbunuh).’

Kemudian, rombongan Bani Luhayan membawa pergi Hubaib dan Zaid bin Dasnah, mereka pun di jual.
Peristiwa ini terjadi setelah peperangan Badar.

Adalah Bani Harits bin Amr bin Nufail yang telah membeli Hubaib karena Hubaib lah yang telah membunuh Al-Harits bin Amr pada saat perang Badar. Kini, Hubaib menjadi tawanan dari Bani Al-Harits yang telah bersepakat untuk membunuhnya.

Pada suatu hari, Hubaib meminjam pisau silet dari salah satu anak perempuan Al-Harits untuk mencukur kumisnya dan perempuan itu meminjamkannya. Tiba-tiba seorang anak laki-laki dari perempuan itu mendekati Hubaib dan bahkan duduk di pangkuannya tanpa sepengetahuan ibunya.Sementara tangan kanan Hubaib masih memegang silet. Perempuan itu sontak kaget melihat Hubaib. Segera Hubaib merespon dengan menjawab, ‘Apakah kamu kawatir aku akan membunuh anakmu? Aku tidak mungkin membunuhnya.’

Dan perempuan itu berkata, ‘Demi Allah, aku tidak pernah melihat tawanan sebaik Hubaib. Dan demi Allah, pada suatu hari aku melihat Hubaib makan setangkai anggur dari tangannya padahal kedua tangannya dibelenggu dengan besi, sementara di Makkah tidak musim buah. Sungguh itu merupakan sebuah rizki yang dianugerahkan Allah kepada Hubaib.’

Ketika Bani Al-Harits membawa Hubaib keluar untuk membunuhnya, Hubaib berkata, ‘Berilah aku kesempatan untuk melakukan shalat dua raka’at.’
Dan mereka mengijinkan Hubaib untuk mengerjakan shalat tersebut.

Hubaib berkata, ‘Demi Allah, sekiranya kalian tidak menuduhku berputus asa pasti aku menambah shalatku.’
Lalu ia memanjatkando’a, ‘Ya Allah, susutkanlah jumlah bilangan mereka, musnahkanlah mereka,sehingga tidak ada seorang pun dari keturunannya yang hidup.’

Setelah selesai berdo’a, lalu ia mengucapkan sya’ir:

Mati bagiku bukan masalah
Selama aku mati dalam keadaan Islam
Dengan cara apa saja, Allah lah tempat kembaliku
Semua itu aku korbankan demi Engkau Ya Allah
Jika Engkau berkenan, berkahilah aku berada dalam tembolok burung karena lukaku 


Lalu Abu Sirwa’ah Uqbah bin Harits tampil untuk membunuh Hubaib.
Hubaib adalah orang Islam pertama yang sebelum dibunuh melakukan shalat.