Sabtu, 29 November 2014

Rindunya Bilal, Termasuk Rinduku

Assalamu'alaikum...
Bilal bin Rabah terlahir di Mekkah dan berada dalam asuhan Umaiyah bin Khalaf. Dan beliau pun termasuk dalam kelompok pertama yang memeluk Islam saat pemeluk Islam masih berjumlah 8 orang. Bilal adalah Muadzin Rasulillah SAW sepanjang hidup beliau.
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
Asyhadu anla ilaha ilallah...
Asyhadu anla ilaha ilallah...
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah...
Asyhadu annnna....
Suara yang bening, syahdu, dan jelas itu tak terdengar lagi. Tangan Bilal bergetar kencang, tubuhnya menggigil, wajahnya sembab, pipi serta tubuh bagian depan penuh dengan air matanya. Tapi Bilal tetap berdiri dan hendak mengulang kalimat adzannya yang sempat terputus, kalimat kesaksian bahwa Muhammad adalah Rasul Allah.
Asy...hadu...an...na....
Tapi, untuk kali ini ia tak sanggup meneruskannya. Tubuhnya mulai goyah, serta merta para sahabat yang berada di sebelahnya langsung mendekap tubuhnya, dan sebagian melanjutkan adzan yang terpotong. Tak hanya Bilal yang menangis dan menggigil, tapi seluruh jama'ah Masjid Nabawi pun menangis dan bahkan mereka yang berada di luar pun tersimpuh. Mereka semua merasakan kesedihan yang mendalam ditinggal kekasih Allah, Muhammad SAW.
Abu Bakar telah mengerti betapa sedihnya ditinggal oleh Muhammad SAW untuk selamanya dan rupa-rupanya Bilal terkenang akan masa-masa saat bersama Rasulillah SAW, teringat di kala Rasul memuliakannya saat ia selalu dihina, teringat saat Rasul menjodohkannya dan meyakinkan keluarga mempelai wanita bahwa "Bilal adalah pasangan dari surga."
Abu Bakar segera menyetujui permintaan Bilal untuk tidak mengumandangkan Adzan. Setelah itu, Bilal pun menetap di Darya (sekitar Damaskus) guna berdakwah di daerah tersebut.
Suatu saat, Khalifah Umar bin Khattab datang ke Damaskus dan meminta Bilal untuk Adzan kembali. Bilal tak kuasa menolak permintaan sang Khalifah serta sahabatnya, dan akhirnya Bilal pun mengumandangkan Adzan setelah sekian lama pensiun. Dan dapat dipastikan, semua sahabat kala itu menangis terenyuh duduk tersimpuh dan air mata pun tak kuasa untuk dibasuh. Mereka semua teringat masa-masa bersama Rasulillah, masa berdakwah, masa fisabilillah serta masa berjama'ah.
Mereka semua rindu terhadap Rasul Allah... Begitupun dengan kita. . .
"Allahumma Sholli Ala Muhammad"
Semoga bermanfaat.
Lumajang, 23.08.2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar