Jumat, 26 Desember 2014

Apakah kamu mengira akan masuk syurga?

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

"Am Hasibtum An Tadkhuluul Jannata..." 

"Apakah kamu mengira akan masuk syurga?" 

Hiii... Ngeri yah? 
Tenang, Allah Maha Penerima Taubat. Allah Maha Pemaaf, Maha Pencipta dan Pemberi Segala Sesuatu. 

Di atas adalah sebagian ayat dari Surah Al-Baqarah ayat ke-214, kita simak ayat lengkapnya:
"Am hasibtum an tadkhuluul jannata walammaa ya'tikum matsalul-ladziina khalau min qablikum massathumul ba'saa-u wadh-dharraa-u wazulziluu hatta yaquularrasuulu waal-ladziina aamanuu ma'ahu mata nashrullahi alaa inna nashrallahi qariibun."

Yang kurang lebih artinya:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga? Padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan, sehingga berkatalah Rasul bersama orang-orang yang beriman bersamanya: 'Bilakah datangnya pertolongan Allah.' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat."

Hmmm, semakin tinggi suatu pohon, maka angin yang menerpa pun semakin kencang. Cobaan tak menjadikan kita lemah, tapi justru membuat kita semakin kuat, karena kita masih mempunyai Allah Yang Maha Penolong

Simple Hijab

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Bentengi dirimu dengan Hijab

Sebelum datangnya sebuah adzab

Hijab adalah benteng utama dari iman
Yang tentu menjauhkanmu dari fitnah dan godaan
Hijab bukan sekedar hiasan
Tapi hijab adalah kewajiban
Fashion itu tak perlu bermewah-mewahan
Cukup dengan berhijab, maka kau sudah menjadi perhiasan

Jadilah sebenar-benarnya muslimah
Menyelam secara kaffah
Terus berbenah, bermuhasabah
Berpredikat shalehah, dan raih Al Jannah

Deru dan Debu Perang Badar

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Rasulillah SAW mempunyai 313 pasukan, sedangkan kaum kafir mempunyai 1.300 tentara. Di dalam 313 pasukan kaum muslimin hanya terdapat dua ekor kuda, sedangkan dalam tentara musuh terdapat lebih dari 200 kuda. Pasukan muslimin mempunyai 70 onta untuk 313 pasukan, sedangkan kaum kafir mempunyai lebih dari 1.000 onta.

Pertanyaannya, apakah jumlah itu seimbang?

Abu Bakar Ash-Shiddiq lantas berdiri dan berkata dengan lantang, "Wahai Rasulullah... Pergilah!!! Kami senantiasa berada di belakangmu."

Kemudian menuyusul Umar bin Khattab, ia berkata, "Wahai Muhammad!!! Pergilah...!!! Kami berada di belakangmu."

Mendengar ungkapan dari para sahabat, maka Rasulillah SAW melangkahkan kaki keluar dari tendanya. Beliau menengadah ke langit lalu berseru, "Allahuakbar....!!! Jibril bersama 3.000 Malaikat turun untuk membantu orang-orang yang beriman."

1433 tahun yang lalu di bulan Ramadhan, tepat hari ke-17 Ramadhan, adalah terjadinya perang yang besar, perang Badar. Perang besar yang Allah telah jelaskan sebagai pertempuran furqan, pembeda antara yang haq dengan yang bathil.

Perang ini dimulai ketika Nabi Muhammad mendengar kabar bahwa Abu Sufyan telah memimpin sebuah karavan besar dengan ratusan onta. Maka Rasul memutuskan untuk menghadang rombongan yang hendak menyuplai orang-orang Quraisy yang sebelumnya telah merampas hak-hak kaum muslim.

Nabi Muhammad segera keluar Madinah bersama beberapa rombongan sahabat, 313 sahabat yang beriman. 313 sahabat dengan perlengkapan seadanya, hanya beberapa orang saja yang bersenjatakan lengkap.

Di lain sisi, Abu Sufyan yang terkenal cerdik telah mendengar berita penghadangan ini. Maka Abu Sufyan segera mengutus beberapa orang untuk menemui kaum Quraisy agar menyerang kaum muslimin. Maka, Abu Jahal dengan rasa benci yang terlalu tinggi terhadap Muhammad dan Islam segera menyiapkan 1.300 orang untuk menyerang Muhammad.

Sebenarnya, Abu Sufyan sudah berhasil lolos dari hadangan pasukan muslimin. Dan Abu Sufyan juga sudah mengirim utusan kepada Abu Jahal untuk menarik pasukannya kembali ke Makkah (yang kembali ke Makkah berjumlah 300 orang), tapi Abu Jahal ingin tetap berperang melawan Muhammad.

Di sinilah Rasul mendengar berita bahwa Abu Sufyan telah berhasil lolos, dan di hadapan kaum muslim justru ada pasukan yang dipimpin Abu Jahal dengan jumlah yang tak seimbang. Rasullulah segera mengumpulkan para sahabat, lalu beliau bersabda, "Aku menjanjikan kepada kalian bahwa kita akan keluar dan menyerang karavan Abu Sufyan dan mengganti kerugian kita ketika di Makkah dan kembali dengan ghanimah ke Madinah, tapi seperti yang kalian ketahui bahwa Abu Sufyan berhasil lolos melewati rute yang lain untuk menuju Makkah. Dan sekarang kaum Quraisy telah keluar dengan 1.000 pasukan untuk menghadapi dan memerangi kalian, jadi pendapat kalian?"

Lihatlah bahwa Rasulillah dan para sahabat tidak siap untuk menghadapi 1.000 pasukan yang dipimpin oleh Abu Jahal.

Diskusi terus berlanjut, dan Rasul kembali bersabda, "Aku menjanjikan kepada kalian satu hal, tapi sekarang menjadi perang dengan orang-orang yang jumlahnya tiga sampai empat kali lipat jumlah kita, dan mereka lebih siap dari kita. Jadi bagaimana menurut kalian?"

Setelah Abu Bakar dan Umar bin Khattab menyampaikan pendapatnya, maka giliran Al-Miqdad bin Aswad berdiri dan ia berkata, "Wahai Rasulillah...!!! Apakah kau pikir kami akan berkata padamu apa yang dikatakan Bani Israel kepada Musa, ketika Musa memerintah mereka untuk memasuki Yerusalem, maka Bani Israel berkata kepada Musa, 'Kau dan Tuhanmu pergilah. Kami akan tetap di sini.'"

Al Miqdad terdiam sejenak dan ia tetap berdiri di tengah-tengah kerumunan para sahabat, lantas ia melanjutkan perkataanya, "Ya Rasulullah...!!! Kami tidak akan mengatakan seperti perkataan dari Bani Israel. Kami akan berkata padamu, 'Kau dan Tuhanmu pergilah. Kami akan ikut bersamamu.'"

Abu Bakar, Umar, dan Al-Miqdad adalah tiga sosok pemimpin dari Muhajirin, dari orang-orang yang berhijrah. Sedangkan dari 313 pasukan tersebut mayoritas berasal dari kaum Anshar Madinah. Maka Rasulillah dengan kebijaksanaannya ingin mendengar pendapat dari kaum Anshar. Beliau bertanya kepada mereka, "Katakanlah apa yang kalian pikirkan. Berilah aku saran. Katakan!!!"

Giliran Sa'ad bin Mu'adh, seoarang pemimpin dari kaum Anshar. Siapa yang tidak mengenal beliau, beliau lah yang dimaksud dari hadist Rasulillah SAW, "Inilah seseorang yang dikarenakan kematiannya singgasana Allah berguncang."
Sa'ad bin Mu'adh langsung berdiri, ia berkata kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah...!!! Allah telah mengutusmu kepada kami dengan membawa kebenaran. Dan kami mengikutimu. Kau memberi perintah kepada kami, maka kami mematuhimu. Kau melarang kami, maka kami pun meninggalkannya."

Kedua mata Sa'ad melihat sekeliling para sahabat, lalu ia melanjutkan perkataanya, "Wahai Rasulullah...!!! Kami telah memberikan sumpah dan ikrar kami kepadamu bahwa kami akan tetap berdiri bersamamu bagaimanapun situasinya. Dan demi Allah, jika kau melintasi samudra, maka kami akan berada di belakangmu. Hari ini adalah hari di mana Allah Azza wa Jalla ingin menunjukkan kepadamu bahwa kami adalah pria sejati dan kami patuh terhadap kata-katamu. Dan demi Allah, kami sangat sabar berkenaan dengan pertarungan dan sangat teguh berkenaan dengan perang."

Rasulillah akhirnya melihat semangat yang luar biasa dari para sahabat. 313 orang dengan 2 kuda dan 70 onta, setiap onta mengankut 2 atau 3 orang sahabat termasuk Nabi Muhammad SAW. Bahkan Rasulillah SAW berbagi satu onta dengan Ali bin Abi Thalib r.a dan Usama r.a.

Ali dan Usama saling bertatap mata, "Bagaiman mungkin kita saling berbagi onta dengan Rasulullah SAW? Biarkan Rasulullah yang naik, dan kami yang berjalan."

Mereka segera bertanya pada Rasulillah SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana jika engkau yang menaiki ontanya, dan kami yang berjalan?"

Maka Rasul bersabda kepada mereka, "Kalian tidak lebih kuat dariku untukku tidak berjalan, dan tidak juga kalian lebih baik dariku untukku tidak mendapatkan pahala dari Allah Azza wa Jalla."

Lihatlah, betapa rendah hatinya seorang Nabi kepada sahabat dan untuk orang-orang yang beriman. Mereka menuju Badar, 150 kilometer dari Madinah, setengah perjalanan menuju Makkah.

Keyakinan para sahabat sudah bulat, bagaimana mereka akan kalah jika Allah bersama mereka meski di depan ada pasukan yang jumlahnya jauh melebihi mereka. Bagaimana pasukan kecil akan kalah jika mereka didukung oleh Allah dan Rasul serta Malaikat-Nya.

Ada dua pilihan di hadapan mereka, mati syahid dan mendapat kemulyaan di syurga ataukah pulang dengan membawa kemenangan.

Segera setelah sampai di Badar, Rasulillah segera memerintahkan kepada para sahabat unutk membagi jumlah pasukannya. Pasukan Anshar dipimpin oleh Sa'ad bin Mu'adh, dan dari Muhajirin dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib. Dari sayap sebelah kanan dipimpin oleh Zubair bin Al-Awwam yang mengendarai kuda. Dan dari sayap kiri dipimpin oleh Al-Miqdad bin Aswad yang juga mengendarai kuda. Sedangkan bendera perang dibawa oleh Musab bin Umair. Dan kepemimpinan perang berada pada Rasulillah SAW sendiri.

Pada malam ke-17 Ramadhan, Allah membuat seluruh sahabat tertidur dengan pulas. Hanya Rasulillah SAW yang tetap terjaga. Beliau tetap terjaga di bawah naungan Allah Azza wa Jalla, Rasulullah sepanjang malam melakukan shalat dan berdo'a agar Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada kaum muslimin yang sedikit jumlahnya.

Dan di pagi hari, tepat hari ke-17 Ramadhan, telah tertata rapi barisan musuh tepat di depan perkemahan kaum muslimin. Allah telah mengabulkan do'a-do'a Rasulillah, pasukan musuh yang berjumlah besar itu tampak sangatlah kecil di mata para sahabat.

Majulah utusan Quraisy, ia meminta untuk mengirim tiga orang muslim yang terkuat untuk maju ke medan perang untuk melawan tiga orang terkuat dari kaum Quraisy.

Tiga orang dari Quraisy itu adalah Utbah, Sheibah, dan anaknya Al-Walid bin Sheibah. Maka Rasulillah segera mengutus tiga orang dari Anshar Madinah tapi pihak Quraisy menolak untuk bertempur dengan ketiga orang Anshar tersebut dengan alasan bahwa mereka hanya ingin bertempur melawan kaum mereka sendiri, yaitu sama-sama berasal dari Makkah.

Jadi Rasulullah berseru kepada pasukan, "Wahai Hamzah, wahai Ali, wahai Ubaidah...!!! Bangunlah untuk syurga. Luasnya pintu syurga seluas langit dan bumi. Bangun...!!! Bangun dan lawanlah orang-orang ini."

Tak menunggu waktu lama, mereka pun berdiri. Ketahuilah bahwa Hamzah, Ali, dan Ubaidah adalah sahabat sekaligus keluarga dekat dari Nabi Muhammad SAW.

Akhirnya pertarungan dimulai, Hamzah dan Ali berhasil membunuh musuhnya masing-masing. Sedangkan Ubaidah terluka terkena sabetan pedang, dan setelah itu Hamzah bersama Ali membantu Ubaidah untuk membunuh musuh terakhir itu. Ketiga orang tertangguh dari Quraisy telah berhasil dilumpuhkan. Kejadian ini tentu saja menambah semangat dari orang-orang yang beriman dan menurunkan moral dari orang-orang kafir Quraisy.

Dan saatnya, 313 melawan 1.000 pasukan. Rasulillah segera berdo'a, "Ya Allah, kemenangan yang telah Engkau janjikan padaku."

Lalu Rasulillah keluar dari tendanya dan berseru, "ALLAHUAKBAR....!!! Jibril dengan 3.000 Malaikat telah turun untuk membantu umat muslim."

Dan saya pernah membaca suatu riwayat bahwa pasukan Quraisy juga didatangi oleh setan yang berwujud manusia, ia bernama Suraqah bin Malik. Suraqah memberi semangat kepada kaum kafir dengan berkata, "Kau tak akan kalah karena aku bersama kalian. Dan aku lah yang akan membantu kalian."

Tapi ketika Suraqah bin Malik melihat Jibril, Mikail, dan ribuan Malaikat turun ke bumi, maka ia pun melarikan diri. Maka Abu Jahal berteriak memanggilnya, "Wahai Suraqah...!!! Kemana engkau hendak pergi?" Maka setan itu pun menjawab, "Aku bebas dari kalian. Aku mengundurkan diri dari kalian."

Ketahuilah kalian siapakah yang berhasil mendekati dan merobohkan Abu Jahal?
Mereka adalah dua anak kecil dari kaum Anshar Madinah, mereka bernama Muadh bin Affrah (syahid) dan Muadh bin Amr Al-Jammuh.

Allah memenuhi janji-Nya... Allah telah memberi kemenangan kepada kaum muslim dalam pertempuran ini. 70 orang kafir telah terbunuh dan 70 menjadi tawanan. Sedangkan dari kaum muslimin hanya 14 orang yang menemui syahid. Dan yang terbunuh dari kafir Quraisy kebanyakan adalah para pemimpinnya. Yaitu Abu Jahal, Umayyah, Utbah, Sheibah, dan Al-Walid. Mereka lah yang paling sering menghina Rasulillah SAW.

Sejarah telah membuktikan, bahwa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok yang besar. Ingatlah, bahwa kebenaran selalu ada, bahwa kebenaran selalu megalahkan kebathilan.

"Al-haqqu min rabbika falaa takuunanna minal mumtariin..."
"Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu..." (Al-Baqarah: 147)

11.30 WIB
Lumajang, 04 November 2014

Sepucuk Surat Dari Yang Belum Terlahir


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah 

Berawal dari sebuah perkenalan 
Dilanjut dengan beberapa candaan 
Yang ujung-ujungnya tetap saja rayuan 
Akhirnya pun mereka jadian 
Istilah kerennya tuh pacaran
Jadi sering ketemuan
Jalan-jalan bergandengan tangan
Kalau sepi ya berpelukan
Sampai keadaan menentukan
Mulai berani berciuman
Kedua tangan pun melakukan penjelajahan
Hingga akhirnya berhubungan badan
Akhirnya wanita telat datang bulan
Dia mengadu minta pertanggujawaban
Tapi si Pria keburu kabur duluan
Daripada malu maka digugurkan
Hari demi hari pun diisi dengan PENYESALAN

Buatnya gampang dan penuh kesenangan
Setelah jadi dibuang dan disia-siakan
Hmmm, sungguh ironis pergaulan akhir jaman.

Lumajang, 24 Desember 2014

Ingin tidur kita ini bernilai di sisi Allah?


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

1. Ketahuilah waktu-waktu yang tak baik untuk tidur, di antaranya, jangan tidur setelah makan, jangan tidur selepas Subuh, jangan tidur di antara Ashar sampai Maghrib, jangan tidur sebelum Shalat Isya'.

2. Ketahuilah waktu-waktu yang baik untuk tidur. Menurut saya, waktu tidur yang baik adalah di malam hari antara pukul 9 sampai 12 malam. Biasakan untuk tidur di waktu yang sama dan bangun di waktu yang sama pula, jadikan itu sebagai rutinitas.

3. Sebelum tidur, cobalah berwudhu selayaknya hendak Shalat.

4. Sebelum berbaring, bersihkanlah tempat tidurmu dengan penebah atau selembar kain. Hal ini juga disunnahkan.

5. Setelah berada di atas tempat tidur, angkatlah kedua telapak tanganmu tepat di depan wajah dan bacalah Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas. Setelah itu usapkan pada wajah dan terus ke bagian yang kamu hendaki (kecuali kemaluan/anus).

6. Bacalah ta'awwudz dan diteruskan do'a, "Allahumma bismika ahyaa wabismika amuut."

7. Perhatikan posisi tidur. Jangan tidur tengkurap atau berbaring dengan perut berada di bawah karena posisi ini tak disukai Allah. Dan jika tidur terlentang, maka lipatkanlah kakimu. Sedangkan posisi tidur yang sangat dianjurkan adalah miring ke kanan dan gunakan tanganmu sebagai bantal di pipimu.

8. Pejamkan mata sembari terus mengingat Allah melalaui dzikir-dzikir yang kamu kuasai sampai terlelap.

9. Setelah terbangun, maka berdo'alah, "Alhamdulillahil-ladzi ahya-na ba'da ma-ama tana wa ilaihin-nusyur."

Do'a mendapati mimpi buruk, "Allahumma inni a'udzubika min 'amalisy-syaithani wa sayyia-til ahla-mi fainnama la takunu syaian."

Do'a sulit tidur, "Allahumma gharatin nujumu wa hadatil 'uyunu wa anta hayyun qayyumun la ta'khudzuka sinatun wa la naumun ya-hayyu ya-qayyumu ahdi laili wa anim 'aini."

Silahkan Share... :)
Lumajang, 20 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 5


(Eksklusif - Pray for Banjarnegara)

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Tanah-tanah kian melangkah, membuat atasnya menjadi goyah.

Rentetan bencana menyelimuti, banyak yang sekarat terlebih mati.

Tragedi membuat seluruh desa terkubur, mayat-mayat terendam lumpur.

Barisan manusia berlalu lalang, membahu mencari yang hilang.

Akankah tragedi terus berlanjut, membuat manusia semakin terkejut.

Antara ujian dan adzab, semoga lolos dari hisab.

Amal sebagai penolong mereka, diharap bebas dari neraka.

Ahli waris patut mendo'akan, sekedar Al-Fatehah untuk meringankan.

Bencana pasti terjadi lagi, ia datang dan pergi.

Bencana tak datang sekali, siapkan untuk menyambutnya kembali.

Lumajang, 21 Desember 2014

Hikmah - 2


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Tahukah kamu? Ada beberapa amal yang tampaknya mudah tapi sangat sulit untuk diamalkan, bahkan sekelas Sahabat Nabi pun banyak yang angkat tangan. Amal yang tampak mudah tapi sulit dilakukan itu adalah TIDAK IRI DAN DENGKI.

Tahukah kamu? Ada amal yang sangat mudah dilakukan, tapi sering kita lalaikan. Amal itu adalah menyempurnakan dan menjaga Wudlu. Sebagai bocoran saja, dari kalangan Sahabat yang dapat mengistiqamahkan amalan ini adalah Bilal.

Tahukah kamu? Ada amalan di mana mencuri justru mendapatkan pahala. Yaitu ketika kita mendengar do'a, maka kita ikut meng-aamiin-kan. Juga ketika mendengar ucapan "Assalamu'alaikum" yang ditujukan pada orang lain, dan kita menjawab "Wa'alaikumsalam"

Tahukah kamu? Bahwa sebenarnya, ada satu sikap sombong/angkuh yang tidak dibenci Allah. Yaitu, sikap sombong dan angkuh ketika menghadang atau berperang melawan musuh-musuh Allah dalam suatu peperangan.

Prahara Negeri Samudra - 6


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

"Tahukah? Ada wacana baru tentang bahan bakar."
"Jangan membuatnya semakin besar."

"Padahal, isu-isu yang lama belum pergi."
"Tunggu saja, pasti akan datang yang baru lagi."

"Mungkin, membohongi rakyat sudah jadi kebiasaan."
"Otak rakyat dianggap otak udang yang penuh kebodohan."

"Tapi, kalau wacana itu melebur menjadi kenyataan."
"Semakin banyak manusia di bawah garis kemiskinan."

"Mereka hanya pandai menciptakan kesemrawutan saja."
"Kan sesuai dengan titah sang Raja."

"Apakah ini yang dijadikan kado akhir tahun."
"Dan rakyat hanya mampu menaruh kedua tangan di atas ubun-ubun."

"Apakah mereka tak mempunyai akal."
"Yang jelas mereka tak mempunyai moral."

"Hush, jaga bicaramu. Kamu bisa dipenjara."
"Kalau perlu, aku kan berteriak di ujung menara."

"Hahaaha, kamu gila. Mereka punya kekuasaan."
"Aku yakin bahwa masih ada pertolongan Tuhan."

Lumajang, 22 Desember 2014

Hikmah - 3


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Suatu ketika, Pak Barnawi yang berprofesi sebagai Kepala Desa sedang kedatangan tamu. Tamu tersebut adalah seorang pebisnis yang terbiasa dengan jual beli tanah. Setelah pebisnis itu mengucapkan salam, maka perbincangan pun dimulai.

"Maaf Pak, apa benar Anda bernama Bapak Barnawi?" tanya pebisnis tersebut.

"Oh, benar. Adek ini siapa ya?"

"Perkenalkan, nama saya Imran. Tujuan saya datang ke mari ingin melihat sebidang tanah milik Bapak, kemarin secara tak sengaja saya melihat iklan di koran bahwa ada sebidang tanah yang dijual. Dan saya langsung saja mendatangi rumah Bapak karena alamatnya sudah tertera pada iklan tersebut." jawab si pebisnis.

Dengan tersenyum lebar, Pak Barnawi segera berkata, "Oh, iya. Saya memasang iklan itu seminggu yang lalu. Kalau begitu mari masuk ke rumah dulu. Kita ngobrol di dalam saja."

"Hmmm, apa tidak sebaiknya kita langsung menuju lahan yang dijual itu saja Pak? Kebetulan satu jam lagi saya sudah ada janji dengan orang lain." sahut si pebisnis.

"Baiklah, tapi tempatnya agak jauh di sebelah selatan sana." kata Pak Barnawi.

"Oh tidak jadi masalah Pak, kita naik mobil saya saja."

"Kita tidak bisa membawa mobil karena jalannya sempit. Kita jalan kaki saja."

"Bagaimana kalau naik motor itu saja Pak?"

"Oh jangan, itu bukan motor saya. Itu motor dinas dari pemerintah." tegas Pak Barnawi.

"Kan tidak ada bedanya Pak, motor tersebut kan sudah diamanahkan sama Bapak."

"Adhek Imran, urusan kita ini adalah urusan pribadi. Maka saya tak pantas menggunakan aset negara demi kepentingan pribadi. Sedangkan di dalam motor kecil itu terdapat harapan dan keringat rakyat Indonesia. Maka sebaiknya kita jalan kaki saja agar perniagaan kita ini membawa berkah." jawab Pak Barnawi.

Mereka pun akhirnya berjalan menuju lahan yang hendak diperjual belikan tersebut.

#

Adakah sosok pejabat di Indonesia yang seperti Pak Barnawi? Kalau ada, maka ia laksana dua Umar.

Lumajang, 23 Desember 2014

Mustafa Kemal Ataturk - Pencitraan Berujung Kedzaliman


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Mustafa Kemal Ataturk, adakah dari kalian yang mengenal nama ini? Saya rasa tidak banyak yang mengetahui sosok dari nama tersebut. Iya, media-media jaman sekarang lebih banyak mempertontonkan acara-acara yang menghasilkan income tinggi daripada mengungkap sejarah tentang perjalanan Islam, dari peristiwa hingga tokoh-tokoh di dalamnya.

Ketahuilah, musuh-musuh Islam tak akan pernah tinggal diam selama Islam masih melekat pada jiwa kaum Muslimin. Sejarah pun telah membuktikan bahwa menghancurkan Islam dengan kekerasan adalah cara yang sia-sia. Oleh karena itu, mereka mencoba menggunakan cara lain, yaitu menghancurkan Islam dengan politik pecah belah. Politik pecah belah tentu akan terus berjalan jika ada sosok yang diciptakan untuk dijadikan boneka.

Pada awal kemunculan Mustafa Kemal, ia sangat dipuja dan diagung-agungkan karena ia adalah sosok yang memperjuangkan kaum tertindas. Ia juga menjabat sebagai pemimpin militer dan berhasil menangkis serangan dari kaum penjajah. Rakyat pada saat itu memandang Mustafa Kemal sebagai sosok penyelamat. Hingga pada saat yang telah direncanakan, ia menggulingkan sistem yang berdasarkan hukum-hukum Allah dan diganti dengan sistem sekular liberal.

Sekarang, sejarah telah mencatat bahwa Mustafa Kemal itu tak lain adalah boneka dari hasil pencitraan. Dan cara itu ternyata berhasil dengan runtuhnya Khilafah dan Khalifah. Cara itu berhasil membuat perzinahan di Turki menjadi konsumsi publik, ia juga membatasi jumlah Masjid, sistem pendidikan mengacu pada Eropa, dihapuskannya bahasa dan tulisan Arab dalam pelajaran di setiap sekolah dan diganti dengan tulisan latin. Dan masih banyak kedzaliman yang dilakukan oleh satu orang yang mempunyai darah Yahudi ini.

Na'udzubillah...
Bersatulah, jadilah Muslim yang kaffah. Jangan saling mengkafirkan dan jangan saling menyesatkan.
Dan semoga kita tak menjumpai pemimpin yang seperti dia.

Lumajang, 25 Desember 2014

Salamun 'alaikum bima shabartum


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Maka, alangkah indahnya tempat kesudahan
Suatu tempat penuh keindahan
Dipenuhi bidadari yang berjejer di atas dipan
Menanti sosok-sosok yang beriman

Senyumnya adalah sambutan
Belaian tangannya adalah perhatian
Dekapannya adalah pelayanan
Dan tatapannya adalah kedamaian

Siapa yang tak rindu
Dilayani bidadari bersuara merdu
Membisikkan sya'ir-sya'ir yang syahdu
Sampai tubuh rela beradu

Kain tipis, sutra keabadian
Atau gamis, sebagai kewibawaan
Engkau bebas mengenakan
Engkau bebas menanggalkan

Pengabdian bidadari bermata lentik
Dengan bibir tipis tak bersisik
Dengan tubuh menarik dan wajah cantik
Engkau dimanja tanpa terusik

Bidadari pun berkata, "Kutunggu engkau di pintu syurga."

Bidadari lain mengalihkan engkau dengan berkata, "Ke marilah, aku punya madu pelepas dahaga."

Bidadari yang satunya menyahut, "Mari mandi bersamaku di telaga."

Dan bidadari terakhir berkata, "Denganku saja, aku punya pemuas jiwa dan raga."

Ia menunggu di pintu syurga
Menyambut dengan madu pelepas dahaga
Menyejukkan dengan mandi air telaga
Serta menggairahkan jiwa dan raga

Tidakkah engkau ingin menuju tempat keabadian?
Maka, bawalah bekal dalam panjangnya perjalanan.

Lumajang, 26 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 7


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Undang-undang perfilman tak sesuai norma, banyak tayangan jauh dari pesan Agama.

Dalih menyampaikan kebenaran, padahal isinya penuh penyesatan.

Begitulah jika berfaham liberalis, mengedepankan dunia tapi iman terkikis.

Yang seharusnya sekedar tontonan malah menjadi tuntunan, dan yang seharusnya menjadi tuntunan malah jadi tontonan.

Lumajang, 27 Desember 2014

Selasa, 16 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 4

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

"Selamat pagi Negeri Samudra yang makmur."
"Kemakmuran hanya untuk mereka yang berperut subur."

"Bagaimana suasana dalam Negeri?"
"Sungguh mencekam dan tambah ngeri."

"Tenang saja, tetap dukunglah kami."
"Sampai kapan kita harus mendukung anak Mami?"

"Jangan panik ketika nilai mata uang anjlok."
"Antara kebijakan dari yang pandai atau yang goblok."

"Terkadang ini adalah kegagalan dari warisan."
"Dan mantan Raja yang lama dikambing hitamkan."

"Keputusan bawahanku jangan ditentang."
"Oh, keputusan yang mewajibkan Ibu-ibu kami telanjang."

"Itu semua agar suasana di Kerajaan terlihat rapi."
"Iya, dan kelak pasti terbakar panasnya api."

"Aku jamin, kalian tak akan kelaparan."
"Terlambat, sebagian sudah menjadi mayat yang mengenaskan."

"Giatlah berusaha dan banyaklah memuja."
"Termasuk ngalap berkah bekas cucian tangan dan kaki sang Raja."

"Sesungguhnya kami memihak pada rakyat."
"Tapi kenapa malah menguntungkan konglomerat?"

"Kami menciptakan undang-undang yang luar biasa."
"Woi, tegakkan saja hukum-hukum Allah Yang Esa."

"Sekian dulu, kami harus bertugas kembali."
"Ya, silahkan susun isu publik dan beralibi lagi."

Lumajang, 17 Desember 2014


Minggu, 14 Desember 2014

Belajar Dari Sebuah Pertanyaan (Penemu Globe)

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah
Awalnya, saya hendak merapikan buku-buku yang berserakan di kamar. Saya tata berdasarkan katalog yang saya tentukan sendiri jenis-jenisnya, seperti buku-buku tentang fiqh dan hukum-hukum Islam, maka saya taruh di rak paling atas. Selanjutnya pada kitab-kitab Hadist, saya kumpulkan di rak kedua dari atas.
Selanjutnya, saya memilah-milah beberapa buku di atas kasur, sesekali saya baca beberapa buku guna mengembalikan ingatan. Tiba-tiba terdengar suara "cliiing" dari HP saya, suara yang menandakan bahwa terdapat message melalui aplikasi WhatsApp yang telah terinstall pada Nokia 5233 milik saya. Pesan itu berbunyi, "Kang, penemu globe atau bola dunia siapa?"
Saya mencoba untuk mengingat-ingat karena saya pernah membaca perihal itu dalam suatu buku. Lantas, saya balas, "Yang sabar ya, saya coba cari tahu dulu. Kali aja ada di buku."
Sebenarnya, dengan klik "penemu globe atau bola dunia" di sebuah search engine (Google) itu mudah dilakukan, dan hanya menunggu loading beberapa detik maka akan muncul sebuah jawaban. Tapi, saya bukan type seperti itu jika menjawab sebuah pertanyaan. Kalau hanya sekedar berselancar untuk baca-baca memang sering saya lakukan.
Lalu, tatapan mata saya tertuju pada sebuah buku tebal yang berjudul Ensiklopedi Dunia Islam karya Amirullah Kandu, saya ambil dan buka buku itu, ternyata lebih dari 10 menit tak saya temui siapa gerangan penemu globe tersebut.
Tak putus asa, perut yang mulai laparpun tetap saya cuekin. Demi sebuah ilmu, maka hal kecil sesekali perlu ditunda. Saya secara spontan teringat sebuah buku yang judulnya sangat panjang sekali. Saya cari di rak, ternyata tak saya temui. Tangan saya membelah seisi almari, tetap tak saya temui.
"Hmmmm, mungkin di kamar sebelah." pikir saya. Lantas kaki segera melangkah, ternyata buku karya Muhammad Yusuf Abdurrahman itu sedang tergeletak di sebuah guling berwarna pink (jangan berfikir negatif, itu kamar adik saya).
Saya ambil, lalu saya buka secara perlahan. Halaman demi halaman tak luput dari pandangan. Alhamdulillah, akhirnya kedua bola mata saya telah menemukan kata kunci dari yang telah dicari-cari yaitu, globe.
Saya terus cermati, saya baca halaman 148 hingga halaman 153. Hmmm, ternyata jawaban dari teman saya tadi terdapat pada sebuah buku yang berjudul Cara-cara Belajar Ilmuwan-ilmuwan Muslim Pencetus Sains-sains Canggih Modern [Yuk, Cetak Anak-anak Kita Segenius Mereka].
Yah, dari sini saya kembali mendapati sebuah ilmu. Jika saja tak ada pertanyaan dari seorang teman, bisa jadi saya tak akan mendapat tambahan ilmu.
Saya ambil HP dan segera buka aplikasi WhatsAppnya, langsung saya tulis, "Dik, maaf agak lama. Penemu globe atau bola dunia adalah seorang Muslim yang bernama Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi. Beliau membuat globe dari bahan perak pada tahun 1154. Dan globe itu beratnya 400 kg."
"Jadi penemunya orang Islam ya Kang?" balasnya.
"Iya, orang Islam. Hanya saja sejarah telah dibelokkan oleh cendikiawan barat dan seolah-olah ilmuwan baratlah yang menemukan segala-galanya, padahal mereka hanya menjiplak dari pemikir (ilmuwan) Muslim." balasan saya.
Lumajang, 13 Desember 2014

Kerinduan Pada Al-Khansa'

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah
Dalam hati kubuang kebencian
Tersisa rindu tanpa keraguan
Di setiap perilakumu yang halus
Beserta tata katamu yang tulus
Rindu ini sepanjang jaman
Tak pudar oleh seribu alasan
Pun tak hilang oleh rintangan
Karenamu, wahai yang menawan
Al-Khansa', benih yang kau tanam
Tak rela bila terpendam
Meski ragamu ada di waktu silam
Kuingin jumpa di kala malam
Al-Khansa', kunikmati peninggalan yang syahdu
Karena rindu akan tetap menjadi rindu
==============================
Sya'ir di atas kupersembahkan pada sosok Al-Khansa'
Al-Khansa' adalah penya'ir TERBAIK sampai detik ini. Bahkan, belum ada yang bisa menandinginya. Para sastrawan kelas duniapun sudah mengakuinya dan merupakan penya'ir paling mahir di Jazirah Arab secara mutlak.

Yaa Allah, Make my last words "La illaha illallah Muhammadur rasulullah."


Bismillahir Rahmanir Rahim...
Di kala mata tampak sayu
Di saat telinga tak menderu
Di kala mulut diam membisu
Di saat hidung tak membau
Di kala tangan mulai layu
Di saat kaki tak mampu melaju
"Fakaifa idzaa tawaffathumul malaa-ikatu yadhribuuna wujuuhahum wa-adbaarahum." (Muhammad: 27)
Kala seonggok daging mulai sekarat
Datang ditemani beberapa malaikat
Menentukan, ringan ataukah berat
Memutuskan, lambat ataukah cepat
Pencabutan ruh yang teramat menyayat
"... wayursilu 'alaikum hafazhatan hatta idzaa jaa-a ahadakumul mautu tawaffathu rusulunaa wahum laa yufarrithuun." (Al-An'am: 61)
Sekalipun dunia begitu singkat
Cobalah sedikit ambil manfaat
Jangan jauh dari sepenggal ayat
Perbanyak ingat, perbanyak khalwat
Diam tawadlu dalam bershalawat
Diharap menuai sebuah syafa'at
Sebagian itulah bekal akhirat
Dinanti, kelak mendapat nikmat
Dari awal hidup yang bermanfaat
"Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuuut-taquullaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna ilaa wa-antum muslimuun." (Ali-Imran: 102)
Kita hidup kurang lebih sembilan bulan di dalam dalam rahim dan 60 sampai 70 tahun rata-rata usia manusia ketika hidup di dunia. Hal ini berdasarkan Hadist yang berbunyi, "Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun, sedikit sekali yang melampauinya." (HR. At-Tirmidzi & Ibn Majah / Tafsir Ibn Katsir III: 537)
Di padang Mahsyar, sebagai perumpamaan satu hari lamanya 50.000 ribu tahun. Dalam tafsir Ibnu Katsir dari Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa sehari pada waktu di akhirat sama dengan waktu lima puluh ribu tahun di dunia. Namun, yang jelas bilangan lima puluh ribu tahun tersebut menjelaskan bahwa itu merupakan bilangan yang sulit untuk dihitung dan mungkin tidak terbatas. Mengenai masalah waktu ini, Ibnu ‘Abbas juga menyebutkan pula bahwa pada hari kiamat, waktu yang dibutuhkan oleh manusia di padang mahsyar hingga datangnya putusan Allah. Artinya ini merupakan waktu yang sangat lama.
"Ta'rujul malaa-ikatu warruuhu ilaihi fii yaumin kaana miqdaaruhu khamsiina alfa sanatin." (Al-Ma'aarij: 4)
Di akhirat, hanya ada dua tempat sebagai terminal terakhir, yaitu Syurga dan Neraka. Hanya Allah yang mengetahui berapa lama waktunya. Semoga amal (bekal) yang kita kumpulkan bisa mengantarkan kita pada tempat yang diridhai-Nya.
Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabil qabri... Aamiin.
_______________________________________
Arti dari ayat-ayat di atas:
=> "Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat-malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?" (Muhammad: 27)
=> "...dan diutusnya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajiban-nya." (Al-An'am: 61)
=> "Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali-Imran: 102)
=> "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun." (Al-Ma'aarij: 4)
Lumajang, 12-12-14
Abi Khalid Al Abdillah

Say No To PHP :)

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Jika engkau belumlah siap, jangan hampiri dan hinggap. Sesungguhnya, wanita itu paling tak suka jika hanya digantung tanpa kejelasan. Wanita tak suka jika hanya diberi kata-kata tanpa pembuktian. 

Jika belum terlalu siap, janganlah engkau melakukan sesuatu yang dapat mencuri hatinya. Janganlah umbar kata atau menciptakan suasana yang bisa menariknya, karena dia bisa langsung jatuh cinta tanpa kau duga. 

Ketahuilah, bila seorang wanita sudah terlanjur cinta, besarnya ombak atau terjalnya jurang pasti mereka lewati. Karena mereka membawa beban cinta yang diharap sejati.

Ketahuilah, jika wanita sudah memberi hatinya, maka ia akan sangat setia. Jika kita menyakitinya, maka ia akan sulit untuk melupakannya. Karena pada dasarnya, gelas yang pecah meski dapat diperbaiki tapi tak akan kembali ke bentuk semula.

Ketahuilah, dalam setiap hubungan percintaan, justru wanitalah yang lebih banyak sebagai pahlawan. Ia tak segan mengorbankan perasaan demi kelanjutan suatu hubungan. Sedangkan kita sebagai kaum pria, lebih banyak sebagai sutradara.

Ketahuilah, bahwa cinta itu mengandung suatu zat adiktif. Siapapun pasti akan ketagihan untuk mencintai maupun dicintai. Maka berhati-hatilah menempatkannya. Jika kita belum cukup umur atau masih bau kencur, jangan sekali-kali memberikan kata-kata manis kepada lawan jenis.

Ketahuilah, kita adalah lelaki sejati, maka jangan jadikan wanita laksana boneka. Dan wanita adalah sosok yang indah, maka tetap jagalah izzah serta iffah. Ingat, jika di masa muda kita sering mengumbar cinta, maka jangan kaget jika kelak kita banyak kecewa di masa tua.

Postingan ini tidak untuk menyudutkan pria atau wanita, ini murni saya tulis dalam keadaan sadar dikarenakan pengalaman. Pengalaman yang akhirnya membuat saya memahami, bahwa cinta itu bukan permainan, bukan hanya sebatas angan, bukan pula sebagai pemuas nafsu atau sebatas kesenangan. Cinta itu memang perlu di perjuangkan, tapi terkadang kita harus memakai strategi pertahanan, menahan dari serangan nafsu yang akan mengotori tujuan suci dari cinta itu sendiri.

Mari jadi pria sejati yang mampu menahan diri dari nafsu birahi. Dan jadilah wanita yang mulia, wanita yang tetap meletakkan mutiara dalam cangkangnya. 
Jangan bertopeng mengatasnamakan cinta, cinta tak perlu topeng untuk menunjukkan bahwa itu cinta, cinta tak butuh rekayasa karena ia akan tetap menjadi cinta. 

Ingat, jangan jadi lelaki PHP (Pemberi Harapan Palsu), juga bagi wanita jangan sampai jadi PHP (Penikmat Harapan Palsu).

Lumajang, 15 Desember 2014


Rabu, 10 Desember 2014

Kiranya Aku Dapat Melayanimu di Syurga


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

"Suamiku, anak-anak kita sudah dewasa. Sebagian juga sudah menikah."

"Iya, waktu terasa singkat. Tak terasa 30 tahun kita telah membina keluarga."

"Suamiku, sadar diri ini telah tua, saya ingin meminta sesuatu hal padamu."

"Apa itu isteriku?"

"Mohonkan pada Tuhan agar aku tetap bisa melayanimu di syurga."

"Adakah permintaan yang lainnya?"

"Tak ada, hanya itu."

"Baiklah, tapi bantulah aku agar permintaanmu itu bisa terwujud duhai isteriku."

Percakapan terhenti sejenak, kedua tangan diarahkan ke bahu sang isteri. Tangan kanan berada di atas bahu kiri, dan tangan kiri berada di atas bahu kanan si isteri. Dipandanglah kedua bola mata isteri dalam-dalam sembari berkata, "Jika hanya itu permintaanmu, maka bantulah aku dengan banyak bersujud, dengan banyak bersyukur, dan dengan selalu tersenyum di hadapanku serta anak-anak kita. Ketahuilah wahai isteriku, engkau sudah memenuhi amanah sebagai isteri dan sebagai ibu, aku sebagai suamimu telah ridha dengan segala pelayananmu terhadapku, terhadap anak-anakku, dan terhadap kehormatan keluarga besar kita. Maka, dengan keridhaanku semoga Allah mengharamkan api neraka untuk menyentuhmu, meski sebatas kulit arimu."

"Wa alhamdulillah, Yaa Robby, jadikanlah kematian kami kelak sebagai perpisahan sementara sebagai jalan untuk bertemu kembali di Syurga-Mu." do'a sang isteri sembari mengusap tetesan air mata yang mengalir di celah-celah kulit wajahnya yang keriput.

Lumajang, 10 Desember 2014

Selasa, 09 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 3


"Di waktu yang tepat, aku akan turunkan harga bahan bakar."
"Sudah berkuasa masih saja gemar berkoar-koar."

"Aku ini adalah sosok yang religius."
"Percaya kok, terbukti dengan menciptakan banyak kasus."

"Kebebasan beragama telah diatur dalam undang-undang."
"Undang-undang yang hanya sekedar jadi wayang tanpa dalang."

"Kegiatan keagamaan sebisa mungkin akan aman dan terkawal."
"Kenyataannya banyak bawahanmu yang mengalami kemunduran moral."

"Bawahan yang malas, secepatnya kupecat."
"Apalah arti pemecatan jika tangan tetap berjabat."

"Mengenai pendidikan, akan kuterapkan kurikulum berbasis internasional."
"Terbukti banyak guru dan murid yang kehilangan akal."

"Kita kalah dalam sektor pemberdayaan manusia."
"Karena kerjaan kalian yang sia-sia."

"Jangan kultuskan saya, saya orang biasa."
"Itu hasil pencitraan yang direkayasa."

"Stop, jangan bully saya bertubi-tubi."
"Karena kamu semakin banyak beralibi."

"Sebisa mungkin akan saya kabarkan sebuah isu kalau sudah terbukti itu fakta."
"Yang sebelumnya telah diatur oleh mereka-mereka yang mempunyai tahta."

"Kami ini berasal dari kelompok yang pro-rakyat."
"Iya, terbukti dengan adanya kami yang semakin sekarat."

"Pengaturan kapal-kapal asing perlu adanya undang-undang baru yang lebih menekan."
"Dan untuk menyusun undang-undang baru perlu uang jutaan."

"Tenanglah, kita bukan bangsa yang ditakdirkan untuk mengalah."
"Hallo...!!! Lihatlah kurs kita sedang melemah."

"Berkaca pada sejarah, keberhasilan perlu adanya pengorbanan."
"Pasanglah spion di depanmu biar ide-idemu itu tak keblabasan."

"Baklah, saya akan kerja keras biar Negeri sebelah menjadi iri."
"Dengan menjual beberapa aset Negeri?"

"Segala keputusan ini telah dimusyawarahkan dan telah saya resapi."
"Hmmmm, sudah obral janji masih aja hidup dalam mimpi."
=======================================

Wahai Raja, jika ingin Negeri aman sentausa
Gunakan undang-undang yang bersumber dari Tuhan Yang Esa

Wahai Raja, kami tak butuh pidato yang tersusun rapi lewat diksi
Kami butuh aplikasi kerja nyata dari sebuah solusi dan bukan ilusi

Wahai Raja, sampai kapan Negeri ini terus bergejolak
Kami semakin tertindas seakan dipaksa berjalan merangkak

Ini bukan hujatan, bukan cacian atau umpatan kata-kata kasar
Sekedar ingin kamu memimpin Negeri ini dengan cara yang benar

Kami lelah, tapi kami tak mampu untuk pasrah
Karena kami bermimpi sebuah Negeri seperti dinasti Abbasyah
Sebuah kepemimpinan yang mengutamakan kaum lemah
Yang di pimpin oleh penguasa arif bijaksana yang lebih banyak memandang ke bawah


Senin, 08 Desember 2014

Asal dan Tujuan Cinta


Assalamu'alaikum Sahabat Abi Khalid :)

Sesungguhnya sejak lama ingin sesekali kubahas masalah cinta menurut pandangan ulama atau tokoh Islam. Siapa saja pasti bisa mengartikan dan menafsirkan apa itu cinta, hanya saja sebagian orang tak mampu mengolahnya sehingga dampak terburuknya adalah terlena oleh cinta yang sia-sia serta cinta yang dapat menjerumuskan.

Pertama, saya sangat bersyukur telah dikaruniai nikmat yang sangat luar biasa berupa orang-orang yang mencintai saya, orangtua, saudara, dan tentu saja para sahabat sekalian. Oleh karena itu, ijinkan saya untuk sedikit bercerita mengenai cinta.

Cinta itu suatu anugerah yang suci karena berasal dari Yang Maha Agung. Hanya saja, pemaknaan cinta sudah mengalami penyelewengan yang diakibatkan salah penempatan. Mari kita tengok perkataan Ibnu Arabi mengenai asal-muasal cinta serta tujuan cinta yang semestinya:

Dari cinta kita berasal
Dan atas nama cinta, Dia menciptakan kita
Karena tujuan cinta, kita mendatangi-Nya
Dan demi cinta pula, kita menghadap-Nya

Cinta, atau yang biasa disebut Al-Huub (love) adalah sebuah kata yang sarat makna, merdu ketika kita menyebutnya, dan indah ketika kita menuliskannya. Pada hakikatnya Islam telah mengajarkan agar cinta itu tersalurkan pada tempat yang selayaknya, karena di dalam Islam cinta itu sudah tercipta bersamaan dengan kelahiran kita di dunia. Ya, Allah menciptakan kita dengan cinta, kasih, dan sayang-Nya. Bahkan ulama sekelas Ibnu Abbas ra. tak membutuhkan banyak hal selain cinta. Ibnu Abbas berkata, “Hadzaa qatiilul hawa laa 'aqla wala qawada.” (Ini adalah korban dari nafsu yang tak berakal dan beraturan).
Cinta itu terletak dalam hati, setiap sanubari pasti memilikinya. Meskipun cinta tak dapat terlihat karena tersembunyi, namun yang pasti getarannya dapat kita rasakan. Kitapun harus berhati-hati dalam mengendalikannya, karena cinta juga mampu memberikan pengaruh yang kuat untuk membolak-balikkan fikiran sekaligus mengendalikan perilaku kita. Sedikit saja kita terkecoh, maka hal bodohpun sering dilakukan oleh sang pecinta.

Banyak dari sahabat Nabi, tabi'in, sampai ulama-ulama shaleh serta para
fuqaha terdahulu yang membahas mengenai cinta yang tetap bersandarkan pada ihyaauddin (ajaran agama). Ada yang menjelaskannya pada gubahan puisi, cerita, bahkan petuah-petuah singkatnya. Dan marilah kita sejenak membaca serta merenungkan petuah-petuah tentang cinta dari beberapa tokoh Islam yang Insya Allah kita sudah sedikit mengenal sosoknya.
Diantara tanda-tanda cinta adalah sulitnya perpisahan antara pecinta dan kekasih.” Imam Al-Bukhari
“Antara pecinta dan kekasihnya tak ada antara. Ia bicara dari rindu. Ia mendamba dari rasa.”
Rabi'ah Al-Adawiyah
Cinta adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan cinta menduduki derajat tertinggi.” Imam Al-Ghazali

Cinta yang hakiki adalah cinta tanpa syarat. Baginya, cinta adalah gelora hati terhadap yang dicintai sehingga menjadikan lupa pada diri sendiri.” Syaikh Abul Qasim Junaid Al-Baghdadi

Begitulah cinta, suka dukanya tiada habisnya jika tertuang dalam kata. Biarlah cinta terus menggema, karena pada dasarnya kita hidup bersamanya, selalu berdampingan di setiap masa.


Rasa cinta yang begitu mendalam dapat menimbulkan ketaatan yang sangat dahsyat. Sebuah ketaatan yang penuh totalitas dengan kesiapan melakukan apa saja demi yang dicintai, itulah loyalitas yang seharusnya dimunculkan oleh kaum Muslimin, yaitu menyandarkan cintanya pada Pemilik cinta, Allah Azza wa Jalla.
“Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya. Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.” A'idh Al-Qorni
Engkau durhaka kepada Allah dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya. Ini adalah suatu kemustahilan. Apabila benar engkau mencintai-Nya, pastilah engkau taati semua perintah-Nya. Sesungguhnya orang menaruh cinta tentulah bersedia menaati perintah orang yang dicintainya.” Imam Asy-Syafii

Jika saya diperkenankan menafsirkan apa itu cinta, maka inilah tafsiranku mengenai cinta:
“Mulailah dari memberi, maka kelak kau akan menerima. Begitu pula dengan cinta, mulailah dengan mencintai, maka kelak kau akan dicintai. Sandarkan cinta kita pada Ilahi Roby, karena Dia-lah Yang Maha Memiliki dan sekaligus Maha Pemberi.”

Dan sebagai kalimat penutup, mari kita lihat sejenak Surah Ali-Imran ayat ke 31-32:
Qul in kuntum tuhibbuunallaha faattabi'uunii yuhbibkumullahu wayaghfir lakum dzunuubakum wallahu ghafuurun rahiimun. Qul athii'uullaha warrasuula fa-in tawallau fa-innallaha laa yuhibbul kaafiriin.”
"Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. Katakanlah: 'Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang kafir'."

Salah satu do'a yang termaktub pada Hadist riwayat At-Tirmidzi ini mungkin bisa kita amalkan:
"Allâhumma innî as`aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal amalal ladzî yuballighunî hubbaka. Allahumaj ‘al hubbaka ahabba ilayya min nafsî wa ahlî wa minal mâ’il bârid."

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku memohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan air yang dingin (di padang yang tandus)."

Terimakasih telah menemani, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum...

Hati merasakan cinta itu tumbuh
Terus melaju meski tak dikayuh
Menjadi obat dari luka lama yang enggan sembuh
Dari sisa-sisa pecinta yang membuatnya lusuh
Alhamdulillah, ada sajadah tempat mengeluh
Membuat cinta itu mudah berlabuh
Sekarang, kurasakan itu bersemi di saat Subuh
Berjuanglah sang pecinta sejati
Turuti yang tersirat dalam hati
Semoga, kebahagiaan hingga akhir hayat nanti

Kamis, 04 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 2


"Abi, pohon itu tumbuhnya malu-malu."
"Iya, karena banyak benalu."

"Abi, perahu ini terus goyah."
"Iya, karena penumpangnya orang susah."

"Abi, Garuda itu tak mampu terbang."
"Iya, karena banyak koruptor sebagai penumpang."

"Abi, banyak burung pipit yang sekarat."
"Iya, karena lebih banyak tikus penjilat."

"Abi, lihatlah dia menyampah nasi."
"Iya, sedang di Kerajaan sibuk berebut komisi."

"Abi, susu tak mampu kubeli."
"Iya, karena banyak lintah yang tak teradili."

"Abi, kurasa aku ingin meninggal."
"Jangan sekarang, tanah kuburan lagi mahal."

"Abi, dengarkan suara perut."
"Iya, lebih keras dari suara burung perkutut."

"Abi, ... "
"Diam, jangan banyak keluhan. Curhatlah pada Tuhan. Bukan padaku yang dalam keadaan tertawan."

"Abi, aku sudah memohon pada Tuhan. belum juga ditunjukkan pada suatu jalan. Akankah aku diam dan berpangku tangan. Sekedar melihat mereka yang mengerang kelaparan."

"Aku bukan Kyai atau seorang da'i, aku hanya hamba yang mengharap ridha Ilahi."

"Abi, kalau begini caranya, maka sama halnya kita menunggu mati."

"Mati di mana atau kapan saja bukan masalah. Bukan kematian yang ditakuti hamba yang shaleh dan shalehah."

Senin, 01 Desember 2014

Bertaubatlah...!!!

"Astaghfirullahalladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa attubu ilaihi."

Taubat...
Sebelum ajal mendekat
Sebelum raga menjadi mayat
Agar terbebas dari siksa akhirat

Meninggalkan semua dosa adalah perkara yang susah, sedangkan melakukan maksiat adalah perkara yang mudah.

Bagaimana kita akan beruntung dan disebut sebagai makhluk yang beriman jika kebiasaan buruk tak pernah kita tinggalkan. Mari kita sinkronkan hati dan ucapan untuk selalu beristighfar, memohon ampun kepada Rabb kita Yang Maha Pengampun karena sesungguhnya Rasulillah SAW juga bertaubat sebanyak seratus kali dalam sehari.

Dalam Surah At-Tahrim ayat ke-8, Allah telah berfirman, "Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu tuubuu ilallahi taubatan nashuuhan 'asa rabbukum an yukaffira 'ankum sai-yi-aatikum wayudkhilakum jannatin tajrii min tahtihaal anhaaru..."

Inti kandungan dari ayat tersebut adalah agar kita bertaubat kepada Allah dengan taubatan nasuha, yaitu taubat yang semurni-murninya dan tak tidak mengulangi perbuatan dosa. Semoga Allah mengampuni dan memasukkan kita ke dalam Al-Jannah yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.

Bahkan, saya pernah membaca pada Kitab Ihya 'Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, disebutkan sebuah riwayat bahwa para Malaikat mengucapkan "selamat" kepada Nabi Adam atas taubatnya ketika Allah menerima taubatnya.

Semoga hati dan lidah kita tersinkronasi untuk selalu beristighfar...

Perihal Cinta Yang Semestinya

Jangan main main dengan perasaan, mungkin saat ini tersenyum manis dengan ribuan angan-angan, tapi suatu waktu bisa terjatuh dan terluka dalam penyesalan. Maka, jadilah seorang sahabat, karena sahabat akan mewarnai lika-likumu di dunia ini. Dan kelak, pasti ada setitik cahaya dari seluruh sahabat itu, ambillah cahaya itu, karena mungkin itu adalah pelabuhan terakhirmu.

Kadang sebuah perasaan pun ingin sekali cepat terluahkan atau tersampaikan karena semakin lama ditahan akan semakin menyakitkan. Jika suatu perasaan sudah terutarakan, ada tiga kemungkinan yang didapatkan, yaitu diterima, ditolak, atau bahkan diacuhkan.


Perasaan yang tak terbalas mungkin akan membuat sang pecinta merasa tersakiti, tapi perlu diketahui bahwa menyibukkan diri berharap penuh dicintai adalah hal sia-sia jikalau kita tak menghargai dan mencintai diri kita sendiri dan terpenting adalah mencinta-Nya, Allah Azza wa Jalla.


Caranya gimana?
Hmmm... berdo'a dengan penuh kesungguhan dan penuh keyakinan. Salah satu do'a yang termaktub pada Hadist riwayat At-Tirmidzi ini mungkin bisa kita amalkan; "Allâhumma innî as`aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal amalal ladzî yuballighunî hubbaka. Allahumaj ‘al hubbaka ahabba ilayya min nafsî wa ahlî wa minal mâ’il bârid."
Artinya; "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku memohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan air yang dingin (di padang yang tandus)."


Selain itu, kita harus berusaha untuk melakukan apa yang telah diperintahkan serta menjauhi apa yang telah Allah dan Rasul larang. Saya pernah membaca suatu Hadist riwayat dari Imam Bukhari dan Imam Muslim yang kurang lebih mengandung tiga unsur atau tiga cara untuk mendapatkan manisnya iman, yaitu;
1. Cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya.
2. Cinta kepada seseorang karana Allah.
3. Membenci kekafiran.


Begitulah cinta, suka dukanya tiada habisnya jika tertuang dalam kata. Kalau saya dibiarkan membahas masalah cinta, mungkin akan panjang sampai kehabisan quota. Jadi, sampai di sini dulu pembahasannya. Sebagai penutup, saya tuangkan perkataan Umar bin Khattab perihal cinta. Beliau pernah berkata, "
Janganlah cinta membuatmu beban yang berat, dan janganlah benci membuatmu hancur lebur."



Minggu, 30 November 2014

Hubungilah Abahku...!!!


Siang itu, aku berjalan di sebuah halaman Masjid kampus. Tiba-tiba aku melihat sosok wanita yag terbungkus jilbab syar'i berwarna hitam. Aku perhatikan gerak-geriknya, dan dia pun segera duduk di sebuah gazebo. Saat ada ikhwan yang mendekat padanya, maka akhwat itu pun segera pindah ke gazebo lain.
"Subhanalloh" kata hatiku. Aku pun berinisiatif untuk mengenalnya, tapi bagaimana caranya? Sedangkan setiap ada lelaki yang mendekat aja, dia langsung menghindar.
Aku pun berkata dalam hatiku, "Bukan Abi Khalid kalau kalah sebelum berperang."
Maka, aku pun maju tak gentar untuk mendekat padanya. Aku menghampirinya, setelah jarak semakin dekat, aku mencoba berakting seperti orang bingung yang mencari sesuatu. Aku terus menoleh ke kanan dan kiri, ke atas atau pun ke bawah.
Dan akhirnya, akhwat itu pun penasaran dan bertanya, "Maaf akhi, akhi lagi mencari apa?"
Dengan jelas, tegas, dan lugas segera kujawab, "Afwan ya ukhty, aku lagi mencari akhwat yang seperti kamu."
Dia langsung tertunduk. Kedua tangannya tetap mendekap sebuah kitab yang sepertinya kitab Hadist karya Muhammad Fuad Abdul Baqi yang berjudul Al Lu'lu wal Marjan. Kuperhatikan ia, ia tetap pada posisi semula, berdiri mematung tak berkutik serta tak mengeluarkan sepatah kata. Di sini, aku merasa bersalah. Tanpa menatapnya, aku gerakkan kaki melangkah pergi. Tapi, tiba-tiba terdengar suara yang sungguh merdu sekali.
"Assalamu'alaikum ya akhi."
Secepat kilat aku menoleh membalikkan badan dan segera kujawab, "Wa'alaikumsalam warahmah ya ukhty."
Tetap dalam keadaan menunduk ia berbicara, "Maaf ya akhi, tampaknya akhi tak kehilangan di tempat sini. Tapi di tempat lain."
"Di mana ya ukhty?" tanyaku.
"Di dalam hatimu." jawabnya singkat.
Aku sedikit terheran dengan jawabannya. Aku bertanya, "Memangnya apa yang hilang dalam hatiku?"
"Separuh nafas." jawabnya.
"Loh...!!! Itukan judul lagunya Dewa." kataku.
Dia tertawa, mulai menampakakkan wajahnya yang merona. Lambat laun tertawa itu berubah menjadi senyuman, menampakkan rupanya yang menawan. Lantas ia berkata, "Ya akhi, maksud saya adalah mungkin akhi udah lama jomblo tahunan karena tampak dari gelagat akhi yang kebingungan. Dar tadi aku memikirkan kalau akhi tak pernah kehilangan sesuatu karena akhi belum memilikinya. Bagaiman akhi akan kehilangan sedangakan akhi sendiri belum memilikinya. Jadi aku rasa tindakan akhi tadi adalah sebuah trick untuk menggodaku saja."
"Iya. Tapi tadi aku tersadar bahwa tindakanku itu salah, saya mohon maaf atas perbuatanku tadi." kataku.
"Iya, sama-sama ya akhi." jawabnya.
Sebelum ia melangkahkan kaki untuk pergi, maka kuberanikan diri untuk meminta sesuatu padanya, "Maaf, boleh aku meminta nomor telepon yang bisa saya hubungi?"
"Untuk apa ya akhi?" tanyanya.
"Tadi saya sudah melakukan suatu kesalahan, saya ingin mengawali perkenalan dengan cara yang benar. Nggak ngegombal kayak tadi." jawabku.
Ia lantas menulis nomor di sebuah sobekkan kertas, ia memberikan kertas itu padaku sembari berkata, "Maaf ya akhi, kalau mau telepon nanti ba'da Isya' saja, jangan di waktu-waktu lain. Kalau begitu saya mohon undur diri dulu ya akhi. Assalamu'alaikum."
"Insya Allah ya ukhty, wa'alaikumsalam warahmah."
Setelah melihat nomor telepon itu, tiba-tiba muncul pertanyaaan dalam benakku. Langsung saja kubertanya padanya sebelum ia hilang dari pandanganku, "Maah ya ukhty, kenapa aku hanya diperbolehkan menghubungimu ba'da Isya' saja?"
Langkah kakinya terhenti dan ia menjawab, "Karena Abah sudah ada di rumah. Dan itu adalah nomor telepon Abahku ya akhi."
"Kenapa tidak nomor teleponmu saja ya ukhty?" tanyaku.
Sembari melangkahkan kaki untuk pergi ia menjawab, "Kan tadi akhi sendiri yang bilang kalau ingin mengenalku dengan cara yang benar."
Aku langsung tertunduk sembari memandang potongan kertas itu. "Ya, dia wanita yang sangat memahami etika pergaulan. Wahai Abi Khalid, mampukah kamu mendapatkan wanita shalehah seperti dia?" bisikkan dalam hatiku.