Jumat, 26 Desember 2014

Hikmah - 3


Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

Suatu ketika, Pak Barnawi yang berprofesi sebagai Kepala Desa sedang kedatangan tamu. Tamu tersebut adalah seorang pebisnis yang terbiasa dengan jual beli tanah. Setelah pebisnis itu mengucapkan salam, maka perbincangan pun dimulai.

"Maaf Pak, apa benar Anda bernama Bapak Barnawi?" tanya pebisnis tersebut.

"Oh, benar. Adek ini siapa ya?"

"Perkenalkan, nama saya Imran. Tujuan saya datang ke mari ingin melihat sebidang tanah milik Bapak, kemarin secara tak sengaja saya melihat iklan di koran bahwa ada sebidang tanah yang dijual. Dan saya langsung saja mendatangi rumah Bapak karena alamatnya sudah tertera pada iklan tersebut." jawab si pebisnis.

Dengan tersenyum lebar, Pak Barnawi segera berkata, "Oh, iya. Saya memasang iklan itu seminggu yang lalu. Kalau begitu mari masuk ke rumah dulu. Kita ngobrol di dalam saja."

"Hmmm, apa tidak sebaiknya kita langsung menuju lahan yang dijual itu saja Pak? Kebetulan satu jam lagi saya sudah ada janji dengan orang lain." sahut si pebisnis.

"Baiklah, tapi tempatnya agak jauh di sebelah selatan sana." kata Pak Barnawi.

"Oh tidak jadi masalah Pak, kita naik mobil saya saja."

"Kita tidak bisa membawa mobil karena jalannya sempit. Kita jalan kaki saja."

"Bagaimana kalau naik motor itu saja Pak?"

"Oh jangan, itu bukan motor saya. Itu motor dinas dari pemerintah." tegas Pak Barnawi.

"Kan tidak ada bedanya Pak, motor tersebut kan sudah diamanahkan sama Bapak."

"Adhek Imran, urusan kita ini adalah urusan pribadi. Maka saya tak pantas menggunakan aset negara demi kepentingan pribadi. Sedangkan di dalam motor kecil itu terdapat harapan dan keringat rakyat Indonesia. Maka sebaiknya kita jalan kaki saja agar perniagaan kita ini membawa berkah." jawab Pak Barnawi.

Mereka pun akhirnya berjalan menuju lahan yang hendak diperjual belikan tersebut.

#

Adakah sosok pejabat di Indonesia yang seperti Pak Barnawi? Kalau ada, maka ia laksana dua Umar.

Lumajang, 23 Desember 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar