Selasa, 09 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 3


"Di waktu yang tepat, aku akan turunkan harga bahan bakar."
"Sudah berkuasa masih saja gemar berkoar-koar."

"Aku ini adalah sosok yang religius."
"Percaya kok, terbukti dengan menciptakan banyak kasus."

"Kebebasan beragama telah diatur dalam undang-undang."
"Undang-undang yang hanya sekedar jadi wayang tanpa dalang."

"Kegiatan keagamaan sebisa mungkin akan aman dan terkawal."
"Kenyataannya banyak bawahanmu yang mengalami kemunduran moral."

"Bawahan yang malas, secepatnya kupecat."
"Apalah arti pemecatan jika tangan tetap berjabat."

"Mengenai pendidikan, akan kuterapkan kurikulum berbasis internasional."
"Terbukti banyak guru dan murid yang kehilangan akal."

"Kita kalah dalam sektor pemberdayaan manusia."
"Karena kerjaan kalian yang sia-sia."

"Jangan kultuskan saya, saya orang biasa."
"Itu hasil pencitraan yang direkayasa."

"Stop, jangan bully saya bertubi-tubi."
"Karena kamu semakin banyak beralibi."

"Sebisa mungkin akan saya kabarkan sebuah isu kalau sudah terbukti itu fakta."
"Yang sebelumnya telah diatur oleh mereka-mereka yang mempunyai tahta."

"Kami ini berasal dari kelompok yang pro-rakyat."
"Iya, terbukti dengan adanya kami yang semakin sekarat."

"Pengaturan kapal-kapal asing perlu adanya undang-undang baru yang lebih menekan."
"Dan untuk menyusun undang-undang baru perlu uang jutaan."

"Tenanglah, kita bukan bangsa yang ditakdirkan untuk mengalah."
"Hallo...!!! Lihatlah kurs kita sedang melemah."

"Berkaca pada sejarah, keberhasilan perlu adanya pengorbanan."
"Pasanglah spion di depanmu biar ide-idemu itu tak keblabasan."

"Baklah, saya akan kerja keras biar Negeri sebelah menjadi iri."
"Dengan menjual beberapa aset Negeri?"

"Segala keputusan ini telah dimusyawarahkan dan telah saya resapi."
"Hmmmm, sudah obral janji masih aja hidup dalam mimpi."
=======================================

Wahai Raja, jika ingin Negeri aman sentausa
Gunakan undang-undang yang bersumber dari Tuhan Yang Esa

Wahai Raja, kami tak butuh pidato yang tersusun rapi lewat diksi
Kami butuh aplikasi kerja nyata dari sebuah solusi dan bukan ilusi

Wahai Raja, sampai kapan Negeri ini terus bergejolak
Kami semakin tertindas seakan dipaksa berjalan merangkak

Ini bukan hujatan, bukan cacian atau umpatan kata-kata kasar
Sekedar ingin kamu memimpin Negeri ini dengan cara yang benar

Kami lelah, tapi kami tak mampu untuk pasrah
Karena kami bermimpi sebuah Negeri seperti dinasti Abbasyah
Sebuah kepemimpinan yang mengutamakan kaum lemah
Yang di pimpin oleh penguasa arif bijaksana yang lebih banyak memandang ke bawah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar