Selasa, 16 Desember 2014

Prahara Negeri Samudra - 4

Oleh: Abi Khalid Al Abdillah

"Selamat pagi Negeri Samudra yang makmur."
"Kemakmuran hanya untuk mereka yang berperut subur."

"Bagaimana suasana dalam Negeri?"
"Sungguh mencekam dan tambah ngeri."

"Tenang saja, tetap dukunglah kami."
"Sampai kapan kita harus mendukung anak Mami?"

"Jangan panik ketika nilai mata uang anjlok."
"Antara kebijakan dari yang pandai atau yang goblok."

"Terkadang ini adalah kegagalan dari warisan."
"Dan mantan Raja yang lama dikambing hitamkan."

"Keputusan bawahanku jangan ditentang."
"Oh, keputusan yang mewajibkan Ibu-ibu kami telanjang."

"Itu semua agar suasana di Kerajaan terlihat rapi."
"Iya, dan kelak pasti terbakar panasnya api."

"Aku jamin, kalian tak akan kelaparan."
"Terlambat, sebagian sudah menjadi mayat yang mengenaskan."

"Giatlah berusaha dan banyaklah memuja."
"Termasuk ngalap berkah bekas cucian tangan dan kaki sang Raja."

"Sesungguhnya kami memihak pada rakyat."
"Tapi kenapa malah menguntungkan konglomerat?"

"Kami menciptakan undang-undang yang luar biasa."
"Woi, tegakkan saja hukum-hukum Allah Yang Esa."

"Sekian dulu, kami harus bertugas kembali."
"Ya, silahkan susun isu publik dan beralibi lagi."

Lumajang, 17 Desember 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar