Senin, 01 Desember 2014

Perihal Cinta Yang Semestinya

Jangan main main dengan perasaan, mungkin saat ini tersenyum manis dengan ribuan angan-angan, tapi suatu waktu bisa terjatuh dan terluka dalam penyesalan. Maka, jadilah seorang sahabat, karena sahabat akan mewarnai lika-likumu di dunia ini. Dan kelak, pasti ada setitik cahaya dari seluruh sahabat itu, ambillah cahaya itu, karena mungkin itu adalah pelabuhan terakhirmu.

Kadang sebuah perasaan pun ingin sekali cepat terluahkan atau tersampaikan karena semakin lama ditahan akan semakin menyakitkan. Jika suatu perasaan sudah terutarakan, ada tiga kemungkinan yang didapatkan, yaitu diterima, ditolak, atau bahkan diacuhkan.


Perasaan yang tak terbalas mungkin akan membuat sang pecinta merasa tersakiti, tapi perlu diketahui bahwa menyibukkan diri berharap penuh dicintai adalah hal sia-sia jikalau kita tak menghargai dan mencintai diri kita sendiri dan terpenting adalah mencinta-Nya, Allah Azza wa Jalla.


Caranya gimana?
Hmmm... berdo'a dengan penuh kesungguhan dan penuh keyakinan. Salah satu do'a yang termaktub pada Hadist riwayat At-Tirmidzi ini mungkin bisa kita amalkan; "Allâhumma innî as`aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal amalal ladzî yuballighunî hubbaka. Allahumaj ‘al hubbaka ahabba ilayya min nafsî wa ahlî wa minal mâ’il bârid."
Artinya; "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu dan aku memohon kepada-Mu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cinta-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih kucintai daripada diriku, keluargaku, dan air yang dingin (di padang yang tandus)."


Selain itu, kita harus berusaha untuk melakukan apa yang telah diperintahkan serta menjauhi apa yang telah Allah dan Rasul larang. Saya pernah membaca suatu Hadist riwayat dari Imam Bukhari dan Imam Muslim yang kurang lebih mengandung tiga unsur atau tiga cara untuk mendapatkan manisnya iman, yaitu;
1. Cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya.
2. Cinta kepada seseorang karana Allah.
3. Membenci kekafiran.


Begitulah cinta, suka dukanya tiada habisnya jika tertuang dalam kata. Kalau saya dibiarkan membahas masalah cinta, mungkin akan panjang sampai kehabisan quota. Jadi, sampai di sini dulu pembahasannya. Sebagai penutup, saya tuangkan perkataan Umar bin Khattab perihal cinta. Beliau pernah berkata, "
Janganlah cinta membuatmu beban yang berat, dan janganlah benci membuatmu hancur lebur."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar